Pengusaha truk pilih roro swasta karena tarif lebih murah

Pengusaha truk lebih memilih menggunakan jasa kapal roll on-roll off (roro) milik swasta untuk mengangkut barang dari Jakarta ke Surabaya.

JAKARTA (alfijakarta): Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan, hingga saat ini belum ada kemajuan mengenai skema tarif roro milik PT ASDP Indonesia Ferry.

Sedangkan swasta dipilih karena harganya untuk saat ini lebih terjangkau.

“Belum ada progres [soal tarif]. Perusahaan truk langsung ke perusahaan swasta dengan harga lebih murah,” ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Rabu (4/10/2017).

Anggota Aptrindo yang menggunakan jasa roro swasta ada tiga yaitu PT Siba Surya, PT Dunia Express Transindo dan PT Bina Sinar Amity.

Kyatmaja menerangkan harga yang ditawarkan roro swasta sekitar Rp4 juta. Saat ini juga tengah ada promo sehingga pengusaha truk berminat. Harga tersebut lebih murah dibanding yang ditawarkan ASDP yakni di kisaran Rp5,7 juta.

Meskipun demikian, harga Rp4 juta sebenarnya masih di atas keinginan pengusaha truk. Mereka ingin harga roro Jakarta-Surabaya Rp2,5 juta – Rp3 juta mengingat besarnya komponen operasional lain seperti supir dan bahan bakar.

Sebelumnya, Direktur Utama ASDP Faik Fahmi mengatakan tarif yang dipatok pihaknya lebih mahal karena masih dibebani oleh ongkos operasional.

Pasalnya, kapal yang mereka miliki tidak ada yang khusus untuk mengangkut barang.

“Spesifikasi kapal kami selama ini roro penumpang. Kalau mau murah harus pakai kapal khusus logistik,” katanya.

Oleh karena itu, mulai tahun ini ASDP berencana membeli kapal roro khusus logistik. Jika kapal tersebut sudah beroperasi dia menjanjikan tarif yang lebih terjangkau.

Spesifikasi yang dibutuhkan ASDP adalah kapal yang bisa mengangkut truk barang sedikitnya 200 unit dengan kecepatan di atas 15 knot.

Saat ini ASDP punya kapal Port Link III yang bisa dioperasikan, tetapi spesifikasinya lebih cocok untuk angkutan penumpang.

Oleh karena itu, ASDP tengah menjalin komunikasi dengan Polandia dalam rangka rencana pembelian kapal.

Faik telah bertemu dengan Menteri Maritim, Ekonomi dan Pedalaman Republik Polandia Marek Grobarcyzk.

Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa alasan ASDP ingin fokus ke logistik karena ingin mengembangkan bisnis komersial dan berkontribusi pada program pemerintah.

Menurutnya, selama ini kapal-kapal swasta hanya fokus di rute-rute gemuk seperti Merak-Bakauheni atau Ketapang-Gilimanuk.

Faik juga pernah mengusulkan ke pemerintah agar memberikan subsidi terhadap perbedaan harga yang diinginkan antara para pelaku usaha truk dan tarif yang dimiliki oleh perusahaan.

Pengoperasian feri jarak jauh ini diperkirakan bisa memangkas waktu tempuh Jakarta-Surabaya dari sekitar tiga hari via jalan raya menjadi satu hari dengan kapal feri.

Selain dari biaya supir dan biaya tol, ada pula penghematan yang diperoleh dari penurunan biaya bahan bakar dan biaya pemeliharaan armada yang pada saat ini sekitar 29-32% dan 12% dari total biaya truk.

Manfaat lainnya adalah, penurunan risiko kecelakaan dan keamanan. (bisnis.com/ac)