Bank Mandiri & ALFI Jakarta, Teken MoU untuk Manfaatkan Kemudahaan Fasilitas Layanan Perbankan

ALFIJAK- Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) atau Indonesian Logistics and Forwarders Association (ILFA) DKI Jakarta melakukan Nota Kesepahaman Bersama/MoU dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, untuk Penyediaan dan Pemanfaatan Layanan Perbankan.

MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Adil Karim, SE, CPSCM selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) ALFI/ILFA Provinsi DKI Jakarta dengan Area Head Bank Mandiri Tanjung Priok  Nanang Wisnugroho, serta disaksikan Dewan Pembina ALFI DKI Jakarta Widijanto dan I Gede Raka Arimbawa selaku RCEO Regional 3/Jakarta 1.

Pada kesempatan itu, turut hadir antara lain Dewan Pembina ALFI DKI Jakarta Syukri Siregar, Wakil Ketua Umun (WKU) bidang Organisasi DPP ALFI Anwar Sata, Sekretaris Umum Fauzan Musa, dan Jajaran Pengurus ALFI DKI antara lain: Hary Soputan, Jusril Yusuf, serta yang mewakili kesekretaritan ALFI DKI Jakarta.

Adapun manajemen Bank Mandiri di hadiri oleh I Gede Raka Arimbawa (RCEO Regional 3/Jakarta 1), Fitri Handayani (RCBDH), Goverment Business Head  Ahadi Subri dan Area Head Tanjung Priok  Nanang Wisnugroho, dan jajaran staf Bank Mandiri.

Dalam sambutannya, RCEO Regional 3/Jakarta 1, I Gede Raka Arimbawa menyampaikan atas nama manajemen Bank Mandiri menyampaikan terimakasih kepada ALFI DKI Jakarta yang telah memercayakan kepada bank mandiri untuk kebutuhan dalam mendukung kegiatan jasa kepelabuhanan, transportasi, kepabeanan maupun logistik.

“ALFI memiliki peran strategis dalam merumuskan kegiatan jasa logistik dan Bank Mandiri sebagai jasa layanan perbankan nasional akan selalu mendukung hal itu dan kami sudah menyiapkan aplikasi layanan khusus untuk mendukung kebutuhan industri pelabuhan, logistik dan supply chain,” ujarnya.

I Gede mengungkapkan, terkait dengan kerjasama ini pihak Bank Mandiri  menyiapkan kebutuhan modal kerja dalan pengurusan jasa logistik dan forwarder, dan saat ini sudah ada dua perusahaan anggota ALFI DKI yang telah memanfaatkan fasilitas Bank Mandiri serta ada tujuh perusahaan lagi yang progres.

“Kita berkolaborasi dengan ALFI untuk fasilitas-fasilitas kemudahan ini dan ini hanya untuk perusahaan yang memiliki KTA atau anggota ALFI DKI. Kedepannya layanan fasilitas Bank Mandiri ini akan terus kami tingkatkan,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPW ALFI DKI Jakarta, Adil Karim mengatakan, ALFI DKI menfasilitasi agar anggota bisa terbantu demi kelangsungan bisnis san kegiatan usahanya.

“Ini salah satu bentuk kepedulian ALFI DKI dalam memerhatikan kelangsungan bisnis anggota dan membantu memfasilitasi kebutuhan mengatasi cash flow prusahaan anggota,” ujar Adil.

Nantinya, pasca MoU ini ALFI DKI Jakarta akan segera mensosialisasikan kepada seluruh anggotanya agar dapat memanfaatkan fasilitas MoU antara ALFI DKI dan Bank Mandiri.

“Ini pilihan anggota untuk mengatasi cash flow nya. Kami mengajak anggota ALFI DKI untuk memanfaatkan hal ini,” ucapnya.

Adil juga menyampaikan ALFI DKI Jakarta mengucapkan terimakasih atas kepercayaan Bank Mandiri dalam hal ini.

“Pada dasarnya perusahaan-perusahaab anggota ALFI DKI selama ini cukup survive dan tidak cengeng meskipun diterpa Pandemi Covid-19 dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini,” paparnya.

Adil Karim juga mengatakan, dengan MoU antara ALFI DKI dan Bank Mandiri tersebut diharapkan bisa sebagai pilotting untuk melangkah kedepannya untuk kolaborasi dengan DPP ALFI sehingga bisa berjalan dengan perusahaan-perusahaan anggota ALFI diseluruh Indonesia.(*)

Pelaku Logistik Bersiap Hadapi Perubahan Rantai Pasok Global

ALFIJAK – Pelaku bisnis logistik di Indonesia perlu bersiap dalam mendukung perubahan rantai pasok global namun tetap memerhatikan ketahanan perekonomian dalam negeri.

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, mengingatkan agar para pemain logistik di sektor darat, laut dan udara memiliki persepektif yang lebih luas demi menjaga ketahanan ekonomi nasional.

“Kita (pelaku logistik) harus mendukung perubahan pada kelancaran pasok dunia saat ini ditengah berbagai persoalan yang sedang melanda. Namun komitmen kita sebagai pelaku usaha juga penting dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional tersebut,” ujar Yukki, pada Senin (18/7/2022).

Dia menyebutkan, dari sisi bisnis logistik,  imbas perang Rusia-Ukraina yang telah merubah geopolitik di kawasan Eropa serta isue <span;>pangan global saat ini menyebabkan multiplier efect pada pemenuhan rantai pasok global.

Sebelumnya, berbagai negara belahan dunia juga direpotkan dengan urusan mengatasi Pandemi Covid-19 yang kemudian berdampak pula terhadap persoalan kenaikan freight, kesulitan kontainer lantaran banyak pelabuhan yang masih memberlakukan lock down.

Yukki mengungkapkan bahkan hingga kini kesulitan kapal bukan hanya pada kapal kontainer namun sudah merembet pada kapal-kapal curah.

Namun, imbuhnya, kebijakan Pemerintah RI sampai saat ini masih tepat dalam menjaga ketahanan ekonomi nasionalnya sehingga inflasi bisa terkendali dengan berbagai program yang telah dilaksanakan.

Salah satunya yakni hilirisasi Industri yang telah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu, sebagai strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas nasional.

Pasalnya, dengan adanya hilirisasi, maka komoditas yang diekspor bukan lagi berupa bahan baku, tetapi berupa barang setengah jadi atau barang jadi. Adapun tujuan dari hilirisasi ini yaitu untuk meningkatkan nilai jual komoditas, memperkuat struktur industri, menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan, serta meningkatkan peluang usaha di dalam negeri.

“Jika Indonesia terus bergantung pada ekspor komoditas mentah, maka Indonesia akan mudah terpuruk ketika nilai jual komoditas tersebut menurun,” ujar Yukki.

Karenanya, ALFI mendukung Pemerintah RI dalam mendorong lebih banyak investasi di dalam negeri untuk memperkuat hilirisasi daerah,” ucap Yukki.

Daya Beli

Yukki juga mengingatkan pentingnya tetap menjaga daya beli masyarakat (konsumsi) dan menjaga daya tahan para pelaku eksportir nasional untuk terus berkiprah dikancah global sehingga menjadi mesin pertumbuhab ekonomi.

“Perlu dijaga juga sampai dimana daya tahan eksportir kita terhadap daya tekan dan kondisi global saat ini ditengah melonjaknya harga komoditi dan fluktuasi harga bahan bakar minyak (BBM) dunia. Namun disisi lain daya beli masyarakat juga harus dijaga karena pertumbuhan ekonomi kita berdasarkan dua hal yakni konsumsi dan investasi,” ucap Yukki.

Oleh sebab itu, Yukki mengatakan pelaku usaha logistik di tanah air tetap perlu mengantisipasi dan berhati-hati dalam melihat perspektif global saat ini,  meskipun posisi perekonomian Indonesia saat ini masih tergolong aman dan inflasi masih bisa terkendali.

“Isue Perang Rusia-Ukraina yang telah merubah geopolitik Eropa serta potensi meningkatnya harga pangan global saat ini perlu menjadi perhatian kita bersama,” papar Yukki.

Sebelumnya, dalam High Level Seminar G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Jumat, 15 Juli 2022, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan harga pangan global berpotensi meningkat hingga 20 persen menuju akhir tahun 2022.

Perang di Ukraina dan memburuknya pembatasan ekspor memperparah dampak pandemi COVID-19 yang mengakibatkan ketidaksesuaian permintaan pasokan dan gangguan pasokan, yang mendorong harga pangan ke level tertinggi.(*)

Kenaikan Harga, Sumbang Peningkatan Inflasi

ALFIJAK– Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juni 2022 terjadi inflasi sebesar 0,61 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,09. Dari 90 kota IHK, 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 2,72 persen dengan IHK sebesar 113,64 dan terendah terjadi di Pontianak sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 111,11.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,61 persen dengan IHK sebesar 111,45 dan terendah terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 115,97.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,77 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,16 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,53 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,17 persen; kelompok transportasi sebesar 0,30 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,12 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,33 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,16 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni) 2022 sebesar 3,19 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 4,35 persen.

Komponen inti pada Juni 2022 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Juni) 2022 sebesar 1,82 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 2,63 persen.(*)

ALFI Minta TPK Koja Perhatikan Layanan R/D

ALFIJAK – Indra Hidayat Sani dipercaya sebagai General Manager TPK Koja menggantikan Achmat Syaichu yang sudah pensiun per 1 Juli 2022 lalu.

Serah terima jabatan (sertijab) dilakukan pada Senin (4/7/2022), bertempat di Kantor TPK Koja, Jakarta Utara.

Sebagaimana diketahui Indra Hidayat Sani bukanlah sosok baru bagi TPK Koja maupun di Pelindo. Dia juga pernah menakhodai TPK Koja pada 2012-2013 lalu.

Indra optimistis bisa menjalankan amanah yang diembannya sebagai GM TPK Koja saat ini.

“Kami akan lebih mendepankan lagi kepuasan pelanggan dan terminal petikemas yang bersih dari Pungli,” ujar Indra.

Sementara itu secara terpisah, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim menyampaikan ucapan selamat bekerja kepada Indra Hidayat Sani yang dipercaya sebagai GM TPK Koja  menggantikan Achmad Syaichu.

“Semoga kedepannya dibawah kepemimpinan GM TPK Koja saat ini, kolaborasi dan komunikasi dengan stakeholders pelabuhan bisa lebih ditingkatkan,” ujar Adil Karim.

Menurut Adil, dengan komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik diharapkan bisa meminimalisir hambatan-hambatan arus barang dan logistik yang terjadi di pelabuhan khususnya di TPK Koja.

“Selamat dan sukses buat pak Indra Sani semoga bisa lebih amanah menjadi GM TPK Koja,” ucap Adil.(*)