Arsip Tag: JICT

Kunjungi JICT, ALFI DKI Pastikan Layanan Normal

ALFIJAK- Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta mengunjungi Jakarta International Container Terminal (JICT) di pelabuhan Tanjung Priok guna memastikan sistem pelayanan peti kemas berbasis terminal operating system (TOS) JICT telah berjalan normal.

“Kami ingin memastikan layanan JICT tersebut telah berjalan normal, kalaupun masih tersisa kendala sifatnya bisa dicarikan solusi. Sudah lebih dari 95% layanan di JICT yang kami lihat sudah kembali normal sejak siang tadi. Semoga malam ini semuanya (100%) layanan JICT sudah normal,” ujar Adil Karim, Senin Sore (21/11/2022).

Pada kesempatan audiensi ALFI DKI Jakarta dengan manajemen JICT yang diterima langsung Wakil Direktur Utama PT JICT Budi Cahyono dan jajarannya itu, Adil Karim juga mem-follow up respon ALFI DKI Jakarta atas trouble-nya TOS di JICT pada akhir pekan lalu.

“Kami masih menunggu jawaban JICT atas surat yang telah kami sampaikan,” ujarnya.

Seperti diketahui, atas terganggunya TOS di JICT pada pekan lalu itu, ALFI DKI Jakarta telah melayangkan surat resmi kepada manajemen PT JICT prihal Permohonan Pembebasan Biaya Atas Terganggunya Sistem TOS di JICT.

Surat DPW ALFI DKI Jakarta bernomor: 092/DPW ALFI/DKI/XI/2022 itu di sampaikan ke manajemen PT JICT, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan PT Pelindo.

Sementara itu, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) mengumumkan bahwa sistem layanan peti kemas berbasis terminal operating system (TOS) di terminal peti kemas tersibuk di Indonesia telah berangsur normal, pada Minggu Malam 20 Nopember 2022.

Hal itu disampaikan manajemen JICT melalui surat pemberitahuan tanggal 20 Nopember 2022 yang ditandatangani Dirut PT JICT Ade Hartono kepada para asosiasi pengguna jasa di pelabuhan Tanjung Priok.

JICT mengucapkan terimakasih kepada pengguna jasa layanan peti kemas JICT atas pengertiannya selama proses perbaikan gangguan sistem yang terjadi pada jasa layanan peti kemas JICT.

Manajemen JICT juga memohon maaf kepada pengguna jasa layanan peti kemas JICT apabila terdapat ketidaknyamanan selama proses perbaikan gangguan sistem, dimana JICT bekerja keras untuk proses perbaikan sistem tersebut dan memastikan proses layanan peti kemas berjalan dengan baik.

JICT berkomitmen memberikan layanan jasa peti kemas secara aman, terukur dan efisien sehingga dapat memberikan manfaat langsung ke pengguna jasa/mitra kerja dan perekonomian nasional.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada pengguna jasa, asosiasi dan stakeholders yang memberikan dukungan terhadap operasional JICT sebagai salah satu gerbang utama perekonomian nasional,” jelas pemberitahuan JICT itu.[*]

Layanan JICT Krodit, ALFI Desak OP Priok Ambil Tindakan Tegas

ALFIJAK – Layanan pengeluaran dan pemasukan barang atau receiving/delivery di Jakarta International Container Terminal (JICT) belum normal akibat adanya gangguan sistem berbasis terminal operating system (TOS) di terminal peti kemas tersibuk di Indonesia itu sejak Kamis dini hari hingga saat ini.

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta menyatakan, dampak terganggunya sistem layanan berbasis terminal operating system (TOS) di Jakarta International Container Terminal (JICT) berakibat vatal bagi kegiatan logistik dan merugikan perekonomian nasional.

Ketua DPW ALFI DKI Jakarta, Adil Karim mengatakan, manajemen Pelindo, JICT dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, agar menempuh contingency plan yang lebih konkret lantaran pelayanan secara manual yang di lakukan sampai hari ini atas kondisi itu tidak mampu mengurai kepadatan yang terjadi.

“Bila perlu, layanan kapal di JICT saat ini dialihkan saja sementara ke terminal peti kemas lainnya di pelabuhan Tanjung Priok, supaya perdagangan ekspor impor tidak terus terhambat dan beban biaya logistik pengguna jasa terus melambung. Kalau barang tidak bisa masuk dan keluar, maka layanan terminal sudah tidak berfungsi lagi, dan kami mendesak segera kapal dialihkan saja ke terminal lain yang lebih siap,” ujar Adil.

Menurutnya, hingga Jumat pagi ini (18/11/2022) untuk membuat e-ticket di JICT saja tidak bisa bahkan tidak ada keterangan dari manajemen terminal progress perbaikan system yang eror itu, saat ini sudah sampai dimana.

“Katanya bisa manual ?, tetapi faktanya banyak perusahaan anggota kami saat melakukan layanan pembuatan kartu ekspor maupun impor tidak bisa dilakukan, bahkan yang sudah memegang kartu ekspor ataupun impor di JICT juga tidak bisa melakukan pemasukan maupun pengeluaran barang. Ini sudah amburadul semua sistem layanannya kalau seperti ini,” ujar Adil Karim.

Bukan hanya itu, ALFI DKI juga mendesak pembebasan seluruh biaya yang muncul atas terganggunya sistem di JICT tersebut. Apalagi, kata dia, terhadap barang ekspor yang telah siap masuk pelabuhan terpaksa tidak bisa clossing dan berpotensi tertinggal kapal sehingga biaya ekspor membengkak.

Begitupun dengan impor, dimana barang yang sudah mengantongi surat perintah pengeluaran barang atau SP2 tidak bisa keluar gate out terminal karena sistem di pintu keluar juga eror dan peti kemas harus terkena tambahan biaya storage di container yard (CY) terminal.

Adil mengaku mendapat banyak pertanyaan dari anggota ALFI DKI lantaran shipment-nya sudah terkena closing, dan kalau tidak ada jawaban dan solusi, mereka (pelaku usaha) bingung mesti ganti kapal, atau ditunggu sampai pelabuhan berkembali aktifitas.

Disisi lain, biaya detention/demurrage/ inap/penitipan container masih berjalan. Dan customer juga bertanya, bagaimana solusinya.

“Sebab seluruh biaya-biaya itu kini menjadi bengkak. Belum lagi kerugian inmateral dimana para petugas kami dilapangan antre menunggu layanan sejak kemarin hingga hari ini. Kami minta Manajemen Pelindo dan JICT jangan lepas tangan atas kondisi ini,” tandas Adil geram.

Ketua ALFI DKI Jakarta itu juga menegaskan kerugian pelaku bisnis atas amburadulnya sistem layanan di JICT itu telah menyebabkan kerugian besar bagi pelaku usaha dan perekonomian nasional.

“ALFI mendesak Otoritas Pelabuhan di Tanjung Priok mesti lebih proaktif dengan diskresinya untuk bisa mengalihkan layanan kapal dari JICT ke terminal lainnya demi kepentingan ekonomi nasional yang lebih besar. Jangan sampai kondisi seperti ini berlarut-larut. Ini bahaya untuk stabilitas perekonomian,” ujar Adil.[*]

ALFI DKI Apresiasi JICT Operasikan 2 QCC Terbaru

ALFIJAK  – Pelaku usaha logistik di pelabuhan Tanjung Priok mengapresiasi pengoperasian  dua unit alat bongkar muat peti kemas terbaru jenis Quay Container Crane Post Panamax, di di Jakarta International Container Terminal (JICT) pada Rabu (22/6/2022).

Alat bongkar muat twin lift (bisa mengangkat dua peti kemas sekaligus) itu  didatangkan dari Tiongkok Sani Marine Industri.

“Kami sebagai pelaku usaha sangat mengapresiasi hal itu.Sebab dampaknya bisa memotong cost logistik, dan produktivitas bongkar muat di JICT juga bisa lebih ditingkatkan.Ini tentunya akan menopang kinerja logistik nasional lebih baik lagi mengingat JICT sebagai terminal ekspor impor tersibuk di Indonesia,” ujar Adil Karim, Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, disela-sela menghadiri acara  inauguration of JICT New Cranes 2022, di dermaga JICT pada Rabu (22/6/2022).

Pada Rabu (22/6), dua unit alat bongkar muat peti kemas terbaru jenis Quay Container Crane Post Panamax yang didatangkan dari Tiongkok Sani Marine Industri, secara resmi dioperasikan di Jakarta International Container Terminal (JICT).

Hadir pada kesempatan tersebut CEO Hutchison Port Indonesia (HPI) Rianti Ang, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Capt Wisnu Handoko, Dirut PT JICT Ade Hartono, Wakil Direktur Utama dan Commercial Director JICT Budi Cahyono, General Manager TPK Koja, Achmad Syaichu, General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok M Hadi Syafitri.

Selain itu, turut hadir antaralain, pihak Kolinlamil, Syahbandar Tanjung Priok, Bea dan Cukai, Polres Pelabuhan Tanjung Priok para perwakilan shipping line global, perwakilan asosiasi pelaku usaha terkait di pelabuhan Tanjung Priok maupun Kadin Indonesia.

Rianti Ang, mewakili Hutchison pada kesempatan itu menyampaikan terimaksih kepada semua pelanggan yang telah memercayakan penanganan kapal dan petikemasnya kepada JICT.

Hingga saat ini, Hutchisnon Port telah menjadi partner strategis Pelindo selama 23 tahun terakhir.

“Kami berharap JICT sebagai terminal peti kemas dilingkup Hutchison menjadi terminal kebanggaan secara global maupun nasional,” ujarnya.

Dongkrak Kinerja

Kepala OP Tanjung Priok Capt Wisnu Handoko mengatakan, dengan penambahan dua quay crane baru itu diharapkan kinerja JICT semakin meningkat dan kinerja Pelabuhan Tanjung Priok semakin bagus.

“Harapannya sebagaimana yang disampaikan oleh Hutchison agar JICT semakin efisien dan menjadikan pelabuhan Tanjung Priok semakin kompetitif,” ucapnya.

Ketua umum DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto dalam sambutannya yang dibacakan Ketua INSA Jaya, Alimuddin mengatakan, mengapresiasi kinerja JICT atas pelayanan terhadap shiping line global.

“JICT telah membuka cakrawala dunia terhadap Indonesia melalui pelayanan kapal-kapal global. Apalagi saat ini telah diterapkan digitalisasi yang mumpuni di terminal demi menyederhanakan dan mempercepat proses keluar masuk peti kemas lebih efisien dan handal,” ucapnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Ade Hartono, Dirut JICT mengatakan, 2 QCC itu memiliki kemampuan jangkau hingga 26 Raw , Twin Lift (bisa mengangkat 2 petikemas 20 feet sekaligus) dan daya angkut bisa mencapai 65 ton.

“Ini adalah salah satu komitmen kita untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa dalam kelancaran logistic, di samping juga sejumlah inovasi yang lain juga kita lakukan, seperti peningkatan Human Capitan, digitalisasi operasional dan lainnya,” ucap Ade Hartono.

Dia mengatakan bahwa penambahan QCC ini merupakan bentuk layanan dari terminal kepada para pengguna jasa. Crane ini juga yang paling bagus di seluruh Indonesia.

“Jadi, Crane ini bisa membongkar lebih dari 32 gerakan, namun jika muat bisa lebih dari 26 pergerakan setiap jam nya,” ucapnya.

Ade juga menyampaikan bahwa pihaknya akan segera mengembangkan dermaga barat sekaligus mengeruk kedalaman kolam dermaga itu sehingga kapal besar bisa sandar disitu.(*)

Pelaku Logistik Apresiasi Rencana ‘JASforT’ di JICT

ALFIJAK – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta dan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta, mengapresiasi rencana program PT JICT menyiapkan sistem JICT Appointment System for Truck atau JASforT, yang dapat dapat di akses perusahaan truck untuk melakukan booking sebelum berangkat ke Terminal peti kemas tersebut.

Kendati begitu, Ketua DPW ALFI DKI Jakarta, Adil Karim, mengatakan sistem ‘JASforT’ perlu disosialisasikan secara masif kepada stakeholders dan ke depannya juga harus terintegrasi dengan sistem National Logistic Ecosystem (NLE).

“Sifatnya kita dukung untuk inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pengelola terminal peti kemas di Priok sepanjang bertujuan untuk efisiensi pelayanan serta menciptakan kelancaran arus barang/logistik ekspor dan impor dari dan ke pelabuhan,” ujar Adil Karim pada Kamis (2/9/2021).

Dia juga mengingatkan agar pihak pengelola terminal peti kemas tetap memerhatikan<span;> pelayanan ekspor menjelang clossing time, lantaran aktivitas truk logistik menjelang clossing time ke pelabuhan biasanya sangat tinggi.

“Hal-hal sepert itu harus tetap diperhatikan oleh  pihak terminal, termasuk soal service level agrement (SLA) dan service level guarante (SLG) yang saat ini berlaku. Selain itu sistem ‘JASforT’ juga mesti ada backup sistemnya, jangan sampai jika terjadi trouble justru menimbulkan permasalah baru,” ujarnya.

Sementata itu, Ketua Aptrindo DKI Jakarta, H Soedirman mengemukakan, program ‘JASforT’ yang rencananya di selenggarakan pihak JICT diyakni sangat membantu pengusaha truk anggota Aptrindo DKI yang berkegiatan melayani JICT.

“Harapan kami, dengan beberapa keunggulan-keunggulan dari inovasi tehnologi yang dijanjikan oleh JICT maka akan semakin terciptanya jaminan percepatan,ketepatan, dan tentunya tidak macet  dalam proses bongkar dan muat di pelabuhan,” ucap Soedirman.

PT JICT mengumumkan bahwa dalam waktu dekat akan segera meluncurkan sistem terbaru yang bisa memudahkan Trucking mendapatkan pelayanan Lift On dan Lift Off dalam terminal.

Sistem bernama JICT Appointment System for Truck atau di singkat ‘JASforT’ itu dapat di akses oleh perusahaan truck untuk melakukan booking sebelum berangkat ke Terminal.

Sistem ini juga akan mengurangi kepadatan pelayanan di Terminal karena truk yang biasa nya memenuhi terminal pada malam hari dapat di layani di waktu yang lebih fleksibel karena perusahaan telah melakukan booking sebelumnya.

Sistem itu dibangun untuk membagi kegiatan Receiving/Delivery (R/D) agar tidak terkonsentrasi pada satu waktu tertentu. Dengan adanya JAS for T, Pihak Pelayaran, Trucking, Terminal Operator, dan masyarakat sekitar pelabuhan akan merasakan manfaatnya.

Menurut Direktur Utama JICT, Ade Hartono, komitmen JICT adalah memberikan kemudahan pelayanan kepada pengguna jasa di bidang logistik yang menggunakan jasa Petikemas.

“Jika selama ini pengguna jasa hanya mengenal JICT hanya sebagai Terminal bongkar muat Petikemas, maka kami ingin memperkenalkan JICT lebih dari pada itu. Kami ingin menawarkan solusi pelayanan logistic yang lebih komprehensif,” ujarnya, pada Kamis (2/9/2021).

Ade menegaskan, jika Pengguna Jasa memilih JICT, maka mereka akan mendapatkan pelayanan yang lebih dari sekedar bongkar muat di dermaga, tetapi juga pelayanan di Lapangan dengan Truk dan system lainnya.

JASforT dapat di akses oleh pengguna jasa melalui aplikasi My.jict.co.id yang dibangun internal oleh team JICT. Pengusaha Truk dapat melakukan booking setelah mereka menyelesaikan proses administrasi pembayaran.

Manfaat lainnya yang dapat di rasakan oleh pengguna jasa dengan menggunakan JASforT adalah TRT truk menjadi lebih cepat, berkurangnya kemacetan di area Pelabuhan, pelayanan bongkar muat yang lebih optimal dan tentunya akan mengurangi biaya operasional pada trucking.

“Selain JASforT, JICT juga tengah mempersiapkan berbagai layanan logistik dan operasional melalui aplikasi. Kami ingin meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan dukungan dan Kerjasama berbagai pihak,  Pengguna Jasa akan mendapatkan pelayanan end to end service di Terminal JICT”, ucap Ade.(LN)

JICT Raih Penghargaan BUMN Branding & Marketing Award 2020

ALFIJAK – PT Jakarta International Container Terminal (JICT) meraih penghargaan kategori Global Branding dan Marketing Communications terbaik, dalam ajang ‘BUMN Branding and Marketing Award 2020, yang diselenggarakan oleh BUMN Track.

Penghargaan tersebut diberikan kepada JICT setelah lolos verifikasi dokumen dan penjurian online melalui presentasi yang di paparkan langsung oleh Direktur Utama PT JICT Ade Hartono.

Manager PR & CSR PT JICT, Indhira Gita yang mewakili Direktur Utama saat menerima penghargaan menyatakan untuk menjalankan strategi branding korporasi, perseroan selalu menjaga dan mengedepankan komunikasi yang intens dan terbuka dengan pemangku kepentingan maupun pengguna jasa.

Dia mengatakan, kepercayaan dan loyalitas pelanggan adalah contoh keberhasilan sebenarnya dari sebuah proses memasarkan branding.

“Situasi pandemi saat ini memberikan limitasi bagi kami untuk berinteraksi langsung dengan stakeholder. Untuk itu kami mendekatan diri dalam jarak dengan konsisten melakukan branding dan marketing melalui media sosial dan pemberitaan online serta berbagai diskusi secara daring dengan stakeholder terkait di lingkungan Pelabuhan,” ujar Indira melalui siaran pers, usai mewakili menerima penghargaan tersebut pada Kamis (5/11/2020).

Dia menegaskan, bukan hanya sekedar promosi, saat ini perseroan juga terus mengembangkan berbagai sistem online yang memberikan kemudahan bagi customer dan pengguna jasa dalam mengakses dan mendapatkan layanan yang cepat, efisien dan terintegrasi dengan instansi logistik dan kepelabuhanan.

Sebagai anak perusahaan pengembang Pelabuhan Dunia, imbuhnya, JICT Juga harus bisa melihat peluang dengan terus memperluas jaringan kerjasama dengan perusahaan pelayaran International.

Bahkan, belum lama ini JICT telah membuka layanan jalur pelayaran baru bertajuk China Indonesia Philippines (CIP) Service yang akan segera diikuti dengan service baru lainnya di penghujung tahun 2020.

JICT merupakan anak perusahaan milik BUMN yaitu Pelabuhan Indonesia II atau IPC yang beraliansi dengan Perusahaan International Hutchison Ports.(sumber:beritakapal.com)

JICT Inovasi Layanan Operasional Bongkar Muat

ALFIJAK – PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT) melakukan inovasi layanan operasional dengan melakukan uji coba kegiatan bongkar muat peti kemas bernama Dual Cycle Operation.

Ini adalah sebuah kegiatan penggabungan pembongkaran sekaligus pemuatan petikemas dari dan keatas kapal serta pengangkutan kelapangan dengan satu rangkaian putaran truk yang sama. Dengan kata lain, kombinasi kegiatan bongkar dan muat dalam satu siklus bongkar muat pada posisi tertentu.

Dual Cylce Operation juga berdampak pada efisiensi penggunaan QC dan resources trucking. Menghemat usia pemakaian mesin dan ban dan secara tidak langsung akan mrngurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) serta lebih ramah lingkungan.

“Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh JICT yakni sebagai upaya mencari Inovasi operasional yang berdampak pada efisiensi biaya dan waktu,” ujar Dirut PT JICT, Gunta Prabawa, Jumat (5/6/2020).

Dia mengatakan, JICT merupakan salah satu perusahaan yang boleh bahkan harus beroperasi di masa Pandemi Covid 19.

Selain menjalankan serangkaian protokol kesehatan di wilayah kerja yang wajib dipatuhi oleh seluruh pekerja dan tamu, JICT juga terus berupaya meningkatkan kinerja pelayanan di seluruh bidang.

Gunta mengatakan, operasi dual cycling ini membuat kegiatan crane dermaga beroperasi dengan lebih efisien. Bukan hanya itu, uji coba ini juga mengurangi pemakaian bahan bakar truk yang mengangkat petikemas dari dermaga ke lapangan dan sebaliknya dan juga membuat ketahanan mesin menjadi lebih lama (tidak cepat aus)

“Kami sedang mencoba untuk menganalisa dampak terhadap lingkungan. Bahan bakar yang lebih hemat dan penggunaan emisi yang terukur memungkinkan inovasi ini juga berdampak sangat baik agar JICT terus menjadi terminal yang ramah lingkungan,” paparnya.

Dia juga menyampaikan dengan bangga, bahwa uji coba Operation Dual Cycling ini telah membawa angin segar.

Bahkan, pada 4 Juni 2020, Kapal Hongkong Bridge yang dilayani dengan metode ini, berhasil selesai 12 jam lebih cepat dari jadwal original plan. GCR 32,80 Gerakan per Jam (Mph) dan VOR 141.18 gerakan perjam ( mph).

Ini menunjukkan semangat yang tetap terjaga dalam bekerja dan pencarian inovasi invovasi yang terus di tumbuhkan di JICT untuk dapat terus memenuhi kebutuhkan pelanggan di masa pandemi ini.

“Pelayaran yang telah menggunakan layanan ini di JICT antara lain adalah CMA, SITC, Yanming dan Sinokor,” tutur Gunta.

Selain Operation Dual Cycling, imbuhnya, JICT juga sedang melakukan review terhadap serangkaian rencana Kelanjutan bisnis.

“Ini akan kami paparkan nanti. Tapi saat ini yang terpenting bagi kami adalah tetap menjaga perusahaan ini, agar insan yang bekerja di dalamnya, dan stakeholder yang berhubungan dengan kami, dapat tetap kuat dan selamat tanpa terpapar Virus Covid 19,” ujarnya.

Untuk itu, pada bulan Mei lalu JICT telah membentuk Gugus Tugas Covid 19 baru yang menguatkan Satgas Covid yang dibentuk pada bulan Maret, memperbaharui SOP dan Protokol yang semakin dikembangkan dan disesuaikan. ucap Gunta.(mad)

Sekar JICT Dukung Layanan Transshipment Kargo Internasional

JAKARTA- Serikat Karyawan (Sekar) PT Jakarta International Container Terminal (JICT) mendukung upaya manajemen untuk meningkatkan layanan dengan melayani transshipment kargo international.

Dengan layanan ini peran JICT semakin strategis, sehingga dapat berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Indonesia.

Mufti, Sekretaris Jenderal Sekar JICT mengatakan, dengan standar kualitas dan pengalaman panjang, JICT optimis layanan transshipment ini dapat bersaing dengan pelabuhan di negara lain.

Selama ini kargo international singgah dulu di pelabuhan Singapura atau Malaysia, tidak langsung ke Tanjung Priok.

“Kami memiliki sistem dan SDM yang sudah teruji lebih dari 20 tahun. Layanan ini akan akan semakin memposisikan JICT sebagai yang terdepan di Indonesia dan itu membuat karyawan JICT bangga,” kata Mufti melalui keterangan resmi Sekar JICT,pada Kamis (21/3/2019).

Mufti mengatakan, karyawan JICT secara kontinyu mendapatkan pelatihan dan upgrade kemampuan dengan belajar di pelabuhan-pelabuhan lain yang terhubung dengan Hutchison Group.

Program yang telah berlangsung sejak masuknya Hutchison ini telah menjadi salah satu kunci kemajuan JICT hingga saat ini.

“Investasi SDM yang dilakukan JICT menjadikan karyawan sebagai aset penting perusahaan. Yang menguntungkan karyawan juga mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dari industri ini,” imbuh Mufti.

Sebagaimana diketahui, slama lebih dari 20 tahun, JICT yang semula hanya terminal kecil di Tanjung Priok, kini menjelma sebagai perusahaan terminal petikemas terbaik dan terbesar di Indonesia.

Sebagai bagian dari PT Pelindo II, JICT juga berkontribusi besar terhadap pendapatan BUMN pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut.

Sekar JICT berpendapat, dengan adanya perpanjangan kontrak antara Hutchison Ports dan Pelindo II di JICT hingga 2039, kini Pelindo II mendapatkan rental fee dari JICT hingga USD 85 juta per tahun, lebih dari Rp 1 triliun (kurs Rp 14.000 per USD).

Hadirnya Hutchison Ports di JICT telah menjadikan terminal ini memiliki standar layanan tertinggi di Indonesia.

“Lebih penting lagi, sebagai pengelola pelabuhan global, jaringan Hutchison membuat JICT makin banyak dilayari kapal-kapal besar dengan tujuan di seluruh dunia,”ujarnya.

Sebelumnya, di 2018 lalu Presiden Joko Widodo melepas pengiriman ekspor dari terminal JICT yang dibawa langsung ke Los Angeles, Amerika dengan kapal berkapasitas 10.000 twentyfoot equivalent units (TEUs).

Ini membuktikan bahwa Indonesia telah mampu melayani kapal-kapal besar dengan bertujuan langsung (direct vessel), bukan hanya ke Amerika tetapi juga ke Afrika, Australia, Eropa dan tentunya ke negara-negara Asia tanpa melalui Singapura.

“JICT akan terus bekerja dan mengoptimalkan seluruh potensinya untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Dengan direct vessel, ekspor akan lebih efisien dan akan menaikkan daya saing produk-produk Indonesia,” ujar Wakil Direktur Utama JICT, Riza Erivan.(ri)

MV Pacific Monaco Perkuat Layanan Rute Intra Asia di JICT

JAKARTA- Kapal kontainer Pacific Monaco yang sandar di dermaga PT Jakarta International Container Terminal (JICT), pada akhir pekan lalu menambah layanan intra Asia dari dan ke terminal peti kemas tersibuk di Indonesia itu.

Kapal dengan berat bobot mati 8,772 ton dan panjang 130 meter ini merupakan salah satu dari rangkaian Butterly Service atau TF1, sekaligus memperkuat layanan rute itu melalui dermaga JICT.

Berdasarkan jadwal yang disepakati, service ini akan sandar di terminal JICT satu kali setiap minggunya (Weekly Service).

Dengan demikian jumlah layanan kapal di JICT menjadi 17 service dengan total sandar dan bongkar muat sebanyak 150 kapal setiap bulannya.

Servis baru TF1 ini siap melayani rute Jakarta – Pelabuhan Tanjung Pelepas-Singapura- Laem Chabang International Terminal dan Sahatai Terminal (BKK). Sebagai awal Kapal ini akan melakukan kegiatan bongkar muat sebesar 700 TEUs di terminal 1 JICT.

Wakil Presiden Direktur JICT Riza Erivan menyatakan, dibukanya layanan baru ini, menunjukkan bukti bahwa JICT masih merupakan Terminal pilihan Pelanggan di Indonesia.

Riza menambahkan, ditahun 2014, JICT pernah memecah rekor nasional dengan pelayanan tercepat dan terbaik saat dengan total bongkar muat 192 gerakan perjam (mph) saat melayani kapal MV Northern Genius di Terminal 1 JICT.

“Tekad kami saat ini bukan hanya meraih kepercayaan pelanggan, tapi juga memenuhi bahkan melampau ekspektasi mereka,”ucapnya.

Riza menambahkan, seiring dengan tekad baru sebagai terminal dengan pelayanan terbaik, maka JICT berkomitmen terus mengembangkan fasilitas yang dimiliki.

JICT telah memperbaiki terminal dan investasi dalam infrastruktur, peralatan, dan teknologi terkini. Saat ini, sisi dermaga JICT telah memiliki kedalaman 12 hingga 16 meter.

Menurutnya, hampir seluruh Crane telah menggunakan teknologi elektricity yang ramah lingkungan, aplikasi mobile untuk Kemudahan pembayaran kegiatan terminal Petikemas dan rencana rencana e-commerce yang akan menjadi startup di rantai logistik Indonesia.

Dengan pengembangan yang dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mengukuhkan JICT sebagai terminal dengan kualitas pelayanan Internasional, kebanggaan Indonesia.(ri)