ALFI Ajak Pelaku Logistik Bersiap Songsong NLE

ALFIJAK – Aktivitas Logistik merupakan salah satu roda penggerak perekonomian Indonesia. Adapun saat ini, Pemerintah RI sedang berupaya mewujudkan National Logistic Ecosystem (NLE) guna menyelaraskan arus lalu lintas barang yang berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta.

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA), Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, untuk itulah, DPP ALFI selalu mendukung para pengurus ALFI di daerah untuk menggandeng pemerintah dalam rangka percepatan implementasi NLE.

“Kita harus berkolaborasi. Jadi seluruh rangkain logistik ini tidak bisa berdiri sendiri. Sehingga kita harus siap menyongsong NLE pada Tahun 2024 mendatang,” ujar Yukki Senin (28/11/2022).

Menurutnya, secara umum implementasi NLE bertujuan untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Potensi Jawa Timur

Yukki menambahkan, Jawa Timur memiliki prospek yang sangat cerah karena pertumbuhan perekonomiannya diatas pertumbuhan nasional serta memiliki inflasi yang sangat terjaga.

“Saya melihat Jawa Timur memiliki potensi yang sangat luar biasa yang dapat memberikan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pelabuhan kedua terbesar di Indonesia ada di Tanjung Perak yang letaknya di Jawa Timur. Di Jawa Timur juga menduduki posisi ketiga Bandara Internasional yang memiliki kargo cukup tinggi,” ucap Yukki saat menghadiri  Muswil VI DPW ALFI/ILFA Jawa Timur pekan lalu.

Sementara Wakil Ketua Kamar Dagang & Industri (KADIN) Jawa Timur, Deddy Suhayadi mengajak seluruh pelaku logistik untuk tetap waspada dan terus melakukan inovasi meski perekonomian Jawa Timur cukup stabil saat menghadapi geopolitik 2023.

“Tetap optimis tapi juga perlu hati-hati. Jawa Timur memiliki fundamental yang kuat hingga 5,4% dengan kondisi perekonomian tersebut diharapkan perusahaan anggota ALFI/ILFA tetap berkolaborasi antar logistik di Indonesia dan menggandeng pemerintah dan stake holder, serta dapat memanfaatkan peluang-peluang dengan sebaik-baiknyanya,” ujar Deddy.

Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono mengatakan bahwa iklim perekonomian di wilayahnya sudah membaik terlebih akibat dari pandemi Covid-19 2 tahun ini.

“Alhamdulillah perkembangan Jatim saat ini tercatat 5,58% menunjukkan bahwa ekonomi di Jatim sudah bangkit, sesuai dengan slogan Jatim yaitu Optimis Jatim Bangkit,” tutur Nyono.

Logistik dianggap sebagai roda penggerak utama perekonomian di Indonesia, karena hampir semua bidang pasti membutuhkan logistik. Di mana dari akses logistik yang baik, Jatim menyumbang 1/5 dari perdagangan di Indonesia.

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak turut mendukung dan mendorong implementasi NLE di wilayahnya dengan memaksimalkan akses infrastruktur untuk industry logistik dan forwading.

“Akses logistik salah satunya jalan tol. Saat ini tol yang menyambung dengan Surabaya, serta Malang bahkan Probolinggo, telah meningkatkan kelancaran logistik di Indonesia dan Jatim sendiri. Karena itu pemanfaatkan jalan tol, terutama utilisasi Transjawa harus digencarkan untuk menggenjot perekonomian,” ucap Emil.

Wibisono Pimpin ALFI Jatim

Dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW ALFI Jawa Timur yang digelar pada Rabu (23/11/2022) itu, Sebastian Wibisono dari PT Continental Cargo Carrier Indotrans terpilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) ALFI Jawa Timur periode 2022-2027.

“Alhamdulillah, ini amanah yang luar biasa, ini amanah dari rekan-rekan anggota, Insyaallah saya akan jaga amanah ini untuk keberlangsungan organisasi yang lebih baik. Namun tentunya tetap harus melibatkan senior-senior lainnya. Setelah ini kami lakukan konsolidasi internal dan menggelar Rapat Kerja (Raker) anggota untuk menyusun struktur pengurus ALFI Jatim,” ujar Wibisono.

Pada Muswil tersebut, Wibisono berhasil menyisihkan ketiga kandidat lainnya yakni Plt Ketua DPW ALFI sebelumnya Arief Tejo Sumartono dari PT Puma Logistics Indonesia, Atiek Sri Mariyati Rahayu dari PT Welgrow Indopersada, Ferisa Erick Christian Cahyono dari PT Dian Mega Kurnia.[*]

Kunjungi JICT, ALFI DKI Pastikan Layanan Normal

ALFIJAK- Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta mengunjungi Jakarta International Container Terminal (JICT) di pelabuhan Tanjung Priok guna memastikan sistem pelayanan peti kemas berbasis terminal operating system (TOS) JICT telah berjalan normal.

“Kami ingin memastikan layanan JICT tersebut telah berjalan normal, kalaupun masih tersisa kendala sifatnya bisa dicarikan solusi. Sudah lebih dari 95% layanan di JICT yang kami lihat sudah kembali normal sejak siang tadi. Semoga malam ini semuanya (100%) layanan JICT sudah normal,” ujar Adil Karim, Senin Sore (21/11/2022).

Pada kesempatan audiensi ALFI DKI Jakarta dengan manajemen JICT yang diterima langsung Wakil Direktur Utama PT JICT Budi Cahyono dan jajarannya itu, Adil Karim juga mem-follow up respon ALFI DKI Jakarta atas trouble-nya TOS di JICT pada akhir pekan lalu.

“Kami masih menunggu jawaban JICT atas surat yang telah kami sampaikan,” ujarnya.

Seperti diketahui, atas terganggunya TOS di JICT pada pekan lalu itu, ALFI DKI Jakarta telah melayangkan surat resmi kepada manajemen PT JICT prihal Permohonan Pembebasan Biaya Atas Terganggunya Sistem TOS di JICT.

Surat DPW ALFI DKI Jakarta bernomor: 092/DPW ALFI/DKI/XI/2022 itu di sampaikan ke manajemen PT JICT, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan PT Pelindo.

Sementara itu, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) mengumumkan bahwa sistem layanan peti kemas berbasis terminal operating system (TOS) di terminal peti kemas tersibuk di Indonesia telah berangsur normal, pada Minggu Malam 20 Nopember 2022.

Hal itu disampaikan manajemen JICT melalui surat pemberitahuan tanggal 20 Nopember 2022 yang ditandatangani Dirut PT JICT Ade Hartono kepada para asosiasi pengguna jasa di pelabuhan Tanjung Priok.

JICT mengucapkan terimakasih kepada pengguna jasa layanan peti kemas JICT atas pengertiannya selama proses perbaikan gangguan sistem yang terjadi pada jasa layanan peti kemas JICT.

Manajemen JICT juga memohon maaf kepada pengguna jasa layanan peti kemas JICT apabila terdapat ketidaknyamanan selama proses perbaikan gangguan sistem, dimana JICT bekerja keras untuk proses perbaikan sistem tersebut dan memastikan proses layanan peti kemas berjalan dengan baik.

JICT berkomitmen memberikan layanan jasa peti kemas secara aman, terukur dan efisien sehingga dapat memberikan manfaat langsung ke pengguna jasa/mitra kerja dan perekonomian nasional.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada pengguna jasa, asosiasi dan stakeholders yang memberikan dukungan terhadap operasional JICT sebagai salah satu gerbang utama perekonomian nasional,” jelas pemberitahuan JICT itu.[*]

Layanan JICT Krodit, ALFI Desak OP Priok Ambil Tindakan Tegas

ALFIJAK – Layanan pengeluaran dan pemasukan barang atau receiving/delivery di Jakarta International Container Terminal (JICT) belum normal akibat adanya gangguan sistem berbasis terminal operating system (TOS) di terminal peti kemas tersibuk di Indonesia itu sejak Kamis dini hari hingga saat ini.

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta menyatakan, dampak terganggunya sistem layanan berbasis terminal operating system (TOS) di Jakarta International Container Terminal (JICT) berakibat vatal bagi kegiatan logistik dan merugikan perekonomian nasional.

Ketua DPW ALFI DKI Jakarta, Adil Karim mengatakan, manajemen Pelindo, JICT dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, agar menempuh contingency plan yang lebih konkret lantaran pelayanan secara manual yang di lakukan sampai hari ini atas kondisi itu tidak mampu mengurai kepadatan yang terjadi.

“Bila perlu, layanan kapal di JICT saat ini dialihkan saja sementara ke terminal peti kemas lainnya di pelabuhan Tanjung Priok, supaya perdagangan ekspor impor tidak terus terhambat dan beban biaya logistik pengguna jasa terus melambung. Kalau barang tidak bisa masuk dan keluar, maka layanan terminal sudah tidak berfungsi lagi, dan kami mendesak segera kapal dialihkan saja ke terminal lain yang lebih siap,” ujar Adil.

Menurutnya, hingga Jumat pagi ini (18/11/2022) untuk membuat e-ticket di JICT saja tidak bisa bahkan tidak ada keterangan dari manajemen terminal progress perbaikan system yang eror itu, saat ini sudah sampai dimana.

“Katanya bisa manual ?, tetapi faktanya banyak perusahaan anggota kami saat melakukan layanan pembuatan kartu ekspor maupun impor tidak bisa dilakukan, bahkan yang sudah memegang kartu ekspor ataupun impor di JICT juga tidak bisa melakukan pemasukan maupun pengeluaran barang. Ini sudah amburadul semua sistem layanannya kalau seperti ini,” ujar Adil Karim.

Bukan hanya itu, ALFI DKI juga mendesak pembebasan seluruh biaya yang muncul atas terganggunya sistem di JICT tersebut. Apalagi, kata dia, terhadap barang ekspor yang telah siap masuk pelabuhan terpaksa tidak bisa clossing dan berpotensi tertinggal kapal sehingga biaya ekspor membengkak.

Begitupun dengan impor, dimana barang yang sudah mengantongi surat perintah pengeluaran barang atau SP2 tidak bisa keluar gate out terminal karena sistem di pintu keluar juga eror dan peti kemas harus terkena tambahan biaya storage di container yard (CY) terminal.

Adil mengaku mendapat banyak pertanyaan dari anggota ALFI DKI lantaran shipment-nya sudah terkena closing, dan kalau tidak ada jawaban dan solusi, mereka (pelaku usaha) bingung mesti ganti kapal, atau ditunggu sampai pelabuhan berkembali aktifitas.

Disisi lain, biaya detention/demurrage/ inap/penitipan container masih berjalan. Dan customer juga bertanya, bagaimana solusinya.

“Sebab seluruh biaya-biaya itu kini menjadi bengkak. Belum lagi kerugian inmateral dimana para petugas kami dilapangan antre menunggu layanan sejak kemarin hingga hari ini. Kami minta Manajemen Pelindo dan JICT jangan lepas tangan atas kondisi ini,” tandas Adil geram.

Ketua ALFI DKI Jakarta itu juga menegaskan kerugian pelaku bisnis atas amburadulnya sistem layanan di JICT itu telah menyebabkan kerugian besar bagi pelaku usaha dan perekonomian nasional.

“ALFI mendesak Otoritas Pelabuhan di Tanjung Priok mesti lebih proaktif dengan diskresinya untuk bisa mengalihkan layanan kapal dari JICT ke terminal lainnya demi kepentingan ekonomi nasional yang lebih besar. Jangan sampai kondisi seperti ini berlarut-larut. Ini bahaya untuk stabilitas perekonomian,” ujar Adil.[*]

Logistik Urat Nadi Pembangunan Ekonomi

ALFIJAK – International Federation of Freight Forwarders Association Regional Asia Pacific (FIATA RAP) terus mendorong perluasan jaringan kerja sama antara pelaku usaha logistik dengan menyelenggarakan berbagai event untuk memperkenalkan consep pertemuan B2B (B2B meeting concept) dan mendorong anggotanya untuk menerapkan konsep tersebut.

Hal ini, menurut Yukki Nugrahawan Hanafi, Chairman FIATA RAP, penting dilakukan untuk merespons arus perdagangan peti kemas yang terus mengalami peningkatan.

Pandemi Covid 19, menurutnya, telah mempengaruhi semua aspek kehidupan. Perubahan permintaan, misalnya, menciptakan adanya alternatif baru dalam pemenuhan kebutuhan. Bahkan, cara orang dalam membeli barang-barang yang mereka perlukan juga telah mengubahan cara memproduksi barang pada sisi lainnya.

“FIATA RAP telah mendorong semua anggota untuk mencoba merespons isu-isu tersebut dan mendorong adanya langkah-langkah adaptif dalam bisnis logistik,” kata Yukki kepada warawan, Selasa (8/11/2022).

Diapun mengamini hampir semua sektor, termasuk sektor logistik, telah beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi.

Adaptasi cepat yang dilakukan perusahaan logistik juga didorong oleh peningkatan volume produksi barang yang didorong oleh terus meningkatnya tingkat konsumsi di regional Asia Pasifik.

Bahkan peningkatan produksi dan volume tersebut telah menjadi faktor kunci percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Penignkatan produksi dan tingkat konsumsi juga telah berpengaruh terhadap aktivitas logistik.

Menurut Yukki, logistik merupakan urat nadi dalam pembangunan ekonomi. Karena itu, seyogyanya layanan logistik untuk selalu beradaptasi mengikuti perkembangan-perkembangan terbaru.

Yukki menggarisbawahi sejumlah isu yang berdampak signifikan terhadap layanan logistk, termasuk perkembangan perdaganagn e-commerce. cold chain distribution, isu lingkungan, digitalisasi, dll.

“Inilah yang menjadi dasar mengapa FIATA RAP terus melakukan berbagai event agar berbagai pelaku usaha logistik bisa bersama-sama berkembang dalam tantangan-tantangan tersebut,” kata Yukki.

Dia mengungkapkan, FIATA RAP sedang dalam proses untuk meningkatkan network  antara pelaku logistik dengan menyelenggarkan consep pertemuan B2B (B2B meeting concept). Hal ini akan mendorong peningkatan cakupan layanan logistik dan juga untuk meningkatkan penerapan aplikasi teknologi oleh para logistics providers. Dengan melakukan hal tersebut, proses recovery usaha bidang logistik pasca pandemi bisa berlangsung lebih cepat.

FIATA RAP, menurut Yukki, juga berupaya mendorong setiap perusahaan logistik untuk selalu meningkatkan level of service mereka. “Jika level of service sektor logistk semakin baik, hal tersebut akan berdampak signifikan terhadap percepatan pembangunan ekonomi,” ucap Yukki.

Perkembangan IT terkini dalam sektor logistic dan supply chain, turunnya ongkos angkut (freight rate), membaiknya masalah kelangkaan kontainer, keberimbangan volume perdagangan antara kawasan merupakan kabar-kabar baik yang bisa mempercepat pemulihan sektor logistik.

Yukki juga menggarisbawahi, kerja sama B2B antara anggota FIATA akan mendorong peningkatan kinerja sektor logistik.

Konekting Industri

Yukki juga menegaskan bahwa FIATA RAP perlu connect dan menyatu dengan industri agar bisa memberikan nilai tambah pada produk-produk yang ditawarkan ke konsumen. Layanan satu pintu (one stop service) dengan memberikan layanan multimoda dipastikan akan memberikan nilai tambah kepada customer.

FIATA RAP siap untuk membantu dan menfasilitasi semua anggota dalam dalam memanfaatkan moment kembali bergairahnya bisnis logistik pasca pandemi.

“Selama kongres FIATA (FIATA World Congress), kami merekomendasikan perlu adanya Langkah-langkah cepat dan akurat dalam layanan logistic sehingga bisa mendukung pembangunan ekonomi pasca pandemic. Bersama dengan seluruh anggota FIATA di seluruh dunia , kami kerap membangun partnership dan kolaborasi sehingga bisa memberikan benefit bagi semua anggota,” jelas Yukki.

Banyak yang mempertanyakan bagaimana kinerja bisnis logistik pasca pandemi. Namun, perlu diningat bahwa kebisaaan manusia tidak akan berubah dengan cepat. Setiap orang masih melakukan aktivitas konsumsi, melakukan perjalanan, keluar rumah dan ketemu teman, yang mana semua aktivitas ini memerlukan layanan logistik. Bahklan selama pandemi, aktivitas logistik untuk mendistribusikan vaksinasi sangat diperlukam.

Karena itu, Yukki mendorong setiap anggota untuk memanfaatkan setiap momentum yang ada, baik selama pandemi maupun pasca pandemi. Yukki juga mengapresiasi kepada semua asoasiasi di Asia atas semua upaya, masukan, dan kerja sama dengan FIATA.

Ekonomi Global

Yukki yang juga Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), juga mengingatkan apa yang menjadi perhatian Pmerintah RI dalam menghadapi kondisi perekonomian global pada 2023.

Pasalnya, jika dilihat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus dikoreksi menurun, untuk tahun 2022 proyeksi dari World Economic Outlook dari IMF hanya 3,2 persen, dan tahun depan akan semakin melemah.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, situasi dan kondisi ekonomi global diprediksi masih akan tertekan sampai 2023. Hal itu disebabkan, inflasi di berbagai negara masih cenderung tinggi.

Sri Mulyani menjelaskan, seiring dengan gejolak harga dan pengetatan moneter maupun fiskal di berbagai negara, maka  outlook perekonomian global menjadi melemah dan menjadi korban karena gejolak dan respons kebijakan.[*]