ALFI Dorong Kerjasama Global Digitalisasi Logistik

Ketua Umum DPP ALFI Yukki N.Hanafi

JAKARTA – Perkembangan industri yang memasuki era 4.0, digitalisasi dan logistik menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, mengatakan, dengan perkembangan itu, cepat atau lambat digitalisasi telah merambah ke semua lini dan salah satunya adalah logistik.

Saat ini kesiapan ALFI untuk menyongsong era industry 4.0, dengan dua hal. Pertama, menyiapkan sumber daya manusianya dengan berbagai pelatihan melalui ALFI institute.

Kedua, ALFI telah melakukan pengembangan digitalisasi Smart Logistics yang dibangun dalam Website ALFI (ilfa.or.id) dan pengembangan tersebut telah dilakukan secara bertahap.

Saat ini,imbuhnya, modul yang siap adalah modul impor, ekspor, track and trace, yang telah mencakup lebih dari 150 negara, selanjutnya pengembangan rantai pasok sampai dengan ke last mile delivery.

Yukki mengatakan, pada tahap awal Track and Trace yang saat ini dikembangkan tentunya meliputi transport laut, darat dan udara, karena pergerakan arus barang tidak hanya melalui jalur laut saja.

“Selanjutnya kita kembangkan di IoT, pergudangan, depo dan data exchange (pertukaran data), tak lupa sektor Perbankan untuk menunjang Trade Financing,” papar Yukki juga Chairman Asean Freight Forwarder Association.

Yukki juga menambahkan bahwa, ALFI saat ini sedang dalam proses menjalin kerjasama global baik kerjasama platform teknologi, maupun communities network, dimulai dari tingkat ASEAN, beberapa Negara Timur Tengah, USA, Jepang, Canada, China dan Amerika Latin.

Tren Otomatisasi

Kerjasama tersebut meliputi teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber dan merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data, termasuk cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan (cloud-based) dan komputasi kognitif (cognitive computing, self-learning system) dan tentunya community-based, di mana outputnya akan tercipta kolaborasi global dan kemudahan bisnis proses logistik bagi para anggota ALFI.

Tahap awal sosialisasi tersebut di atas akan dilaksanakan setidaknya di lima wilayah DPW ALFI meliputi, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Makassar dan Belawan. Yukki optimis bahwa target integrasi global platform ini bisa terlaksana di quarter ketiga 2019.

Yukki mengatakan, dalam konteks platfrom digital ini, bisnis yang tumbuh harus mencari sesuatu yang berbeda bukan sekedar menjadi lebih baik dan bicara digitalisasi, yang perlu di antisipiasi baik dalam dunia pelayaran dan logistik adalah kecepatan untuk beradaptasi dan agilitas serta transparansi dalam proses internal dan eksternal.

Menurutnya, ALFI yang saat ini mengembangkan Rantai Pasok Berbasis Digital guna meningkatkan Daya Saing agar dapat menuju Indonesia yang kompetitif, dinamis dan inovatif, tentunya tidak bisa bergerak sendiri, dibutuhkan kolaborasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Menurutnya, pembangunan kolaborasi digital platform ini juga meliputi fitur-fitur seperti global manifest, cross border trade connectivity, dan supply chain service orchestration sehingga ALFI ditargetkan menjadi Trade Facilitator, community network di ASEAN, beberapa Negara Timur Tengah, USA, Jepang, Canada, China dan Amerika Latin.(ri)

Penyiapan Infrastruktur Efektif Tekan Biaya Logistik

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa untuk tahun 2020 mendatang pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp200 triliun untuk belanja modal dan termasuk didalamnya infrastruktur.

Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus mengatakan sejatinya kebijakan infrastruktur harus tetap dilanjutkan.

Pasalnya infrastruktur dinilai terbukti efektif dalam menurunkan angka ketimpangan diberbagai daerah.

Namun disisi lain,Ahmad Heri menjelaskan kebijakan dibidang infrastruktur  pemerintah bisa lebih selektif dalam membangun infrastruktur diberbagai daerah berdasarkan potensi daerahnya masing-masing.

Menurutnya infrastruktur terbukti mampu meningkatkan produktivitas di sektor riil, disamping mengurangi biaya logistik transportasi dan mengurangi pemerataan.

“Kebijakan infrastruktur perlu tetap berjalan dengan lebih selektif dan berorientasi terhadap peningkatan produktivitas sektor riil. Misalnya infrastruktur yang benar-benar bisa mengurangi biaya logistik, transportasi, infrastruktur industri untuk menambah daya tarik investor,” katanya, baru-baru ini.

Selain dibidang infrastruktur, Heri menilai kebijakan untuk meningkatkan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi janji Presiden Jokowi harus menjadi program prioritas pemerintah di periode kedua ini.

“Selain kebijakan infrastruktur, perlu dibarengi dengan kebijakan yang all out dan menyeluruh untuk pembangunan SDM dan tenaga kerja,” tuturnya.

Konektivitas

Chairman Asean Federation of Forwarders Associations (AFFA), Yukki Nugrahawan Hanafi, mengatakan RI sudah membuka konektivitas logistik global dimana aliansi tersebut akan menjadi platform untuk kerjasama bisnis dan investasi, dimana anggota AFFA dapat menjalin kontak dan mengeksplorasi peluang bisnis yang tersedia.

“Juga dapat menikmati skema insentif  yang disediakan oleh Pemerintah Tiongkok, dalam hal ini Guangxi Daerah Otonomi Zhuang dan Pemerintah Kota Nanning,”ujar Yukki,

Menurutnya, AFFA telah sepakat untuk membuka kantor perwakilan di Guangxi sebagai dukungan layanan administratif dan konsultasi untuk aplikasi bisnis dan pendaftaran perusahaan bagi para anggotanya. Hal ini sekaligus sebuah momen yang  strategis dan historis antara kedua wilayah.(ri)

ALFI Minta Pembayaran Tarif Progresif Selama Libur Lebaran, Dilayani Manual

Widijanto Ketua DPW ALFI DKI Jakarta

JAKARTA – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mendesak pembayaran sewa tarif penumpukan peti kemas di terminal peti kemas dilakukan secara manual selama masa libur Lebaran.

Ketua DPW ALFI DKI Jakarta, Widijanto mengatakan, pembayaran manual dapat dilakukan melalui loket pembayaran selama musim libur Lebaran untuk menghindari adanya restitusi yang disebabkan biaya penumpukan progresif.

“Karena dengan adanya restitusi itu pengursannya sulit, memakan waktu berbulan-bulan bahkan kalaupun dibayarkan (restitusinya) besarannya tidak sesuai dengan nominal yang sebenarnya,”ujar Widijanto.

ALFI berharap, kesepakatan penyedia dan pengguna jasa mengenai pembebasan tarif progresif peti kemas selama masa Libur Lebaran dapat ditaati oleh semua pengelola terminal peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok.

Intinya, kata Widijanto selama masa libur Lebaran, terhadap peti kemas impor yang menumpuk di terminal peti kemas pelabuhan Priok tidak dikenakan tarif progresif, tetapi hanya berlaku tarif reguler/tarif dasar yang berlaku satu hari.

Saat ini, di pelabuhan Priok terdapat lima fasilitas terminal peti kemas ekspor impor yakni: Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 Tanjung Priok.

Widijanto menghrapkan, Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dapat mengawasi kesepakatan tidak berlakunya tarif progresif terhadap kegiatan penumpukan peti kemas selama masa Libur Lebaran.(ri)

RPX Tawarkan Layanan One Stop Logistic

JAKARTA – Perusahan jasa logistik RPX menawarkan pelayanan one
stop logistic guna menjawab kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan pengiriman barang yang aman dan cepat.

Bahkan seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan tehnologi RPX pun kini mencoba untuk melayani e-commerce.

RPX yang telah hadir di Indonesia selama 30 tahun telah berpengalaman dalam memanfaatkan penggunaan tehnologi modern untuk mentransformasi pengiriman, baik di dalam negeri maupun luar negeri sehingga menjadi efisien dan fleksibel.

“Selama ini 30 tahun kami memang kebanyakan melayani internasional. Tapi secara tak langsung kita sebenarnya sudah lakukan domestik dulu sebelum keluar negeri,” ujar Eko Marhendro Nugroho Vice President Expres, RPX Group dalam bincang-bincang dengan wartawan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Melalui konsep one stop logistics, RPX memberika terobosan baru yang merupakan wujud dari kesiapan dalam melayani bisnis dan konsumen.

Sembilan unit usaha terintegrasi milik RPX meliputi e-commerce, logistic warehouse (pergudangan), international express (pengiriman luar negeri), domestic express (pengiriman dalam negeri), freight fowarding (pengiriman dengan kapal laut).

Kemudian, custom clearance (penyelesaian dan pengurusan berbagai dokumen administrasi, biaya pajak dan hal terkait lainnya atas suatu barang ekspor ataupun barang impor), warehouse transit (gudang untuk penyimpanan sementara), distribution (dengan armada Truk dari berbagai ukuran), enabler, last mile delivery (pengiriman pada hari yang sama).

Menurut Eko, kebutuhan logistik bisnis e-commerce saat ini semakin kompleks sehingga tidak hanya membutuhkan layanan logistik terintergrasi.

“Bahkan saat ini RPX juga menyediakan layanan customer service selama 24 jam melalui chat,”ucapnya.(ri)

RI Buka Jalur Alternatif Konektivitas Logistik Global

SINGAPURA – Chairman Asean Federation of Forwarders Associations (AFFA), Yukki Nugrahawan Hanafi, meyakini aliansi tersebut akan menjadi platform untuk kerjasama bisnis dan investasi, dimana anggota AFFA dapat menjalin kontak dan mengeksplorasi peluang bisnis yang tersedia.

“Juga dapat menikmati skema insentif  yang disediakan oleh Pemerintah Tiongkok, dalam hal ini Guangxi Daerah Otonomi Zhuang dan Pemerintah Kota Nanning,”ujar Yukki, pada Senin (13/5/2019).

Menurutnya, AFFA telah sepakat untuk membuka kantor perwakilan di Guangxi sebagai dukungan layanan administratif dan konsultasi untuk aplikasi bisnis dan pendaftaran perusahaan bagi para anggotanya. Hal ini sekaligus sebuah momen yang  strategis dan historis antara kedua wilayah.

Yukki juga telah menyampaikan pernyataannya tersebut melalui wawancara singkat selama Forum Bisnis China-Asean yang digelar di Mandarin Orchard Hotel di Singapore pada hari ini, Senin 13-Mei 2019.

Dikatakan Yukki, pada September 2018, Asean Federation of Forwarders Associations (AFFA), Federasi Logistik & Pembelian Cina (CFLP) dan Kamar Dagang Internasional Cina (CCOIC Guangxi), Nanning Internasional Logistics Park China-Singapura (CSILP) menandatangani MOU untuk Pembentukan Aliansi Transportasi Multimodal China – Asean, bertepatan dengan KTT Investasi Bisnis Asean (CABIS) ke 15 Tiongkok.

Guangxi, sebagai pintu gerbang utama belt and road initiative (BRI) dan koridor darat-laut baru di China barat yang menghubungkan negara-negara Asean, dan mempromosikan pembangunan ekonomi regional melalui sistem transportasi multimoda.

Yukki mengungkapkan, aliansi itu akan memperkuat perdagangan multilateral dalam bidang logistik dan rantai pasokan, yang membuka babak baru kerja sama transportasi multimoda China-Asean sebagai bentuk kontribusi  signifikan pada BRI dan koridor darat-laut baru.

“Aliansi akan memainkan peran penting sebagai platform untuk memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan antara China dan negara-negara Asean dan memungkinkan pembagian sumber daya di kawasan,” papar Yukki.

Pada pertemua itu, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) turut diundang sekaligus mewakili sektor logistik di Indonesia.

ALFI termasuk di antara undangan dari sepuluh negara Asean mewakili sektor logistik yang diakui sebagai operator transportasi multimoda di kawasan.

Wakil Ketua Umum DPP ALFI, Iman Gandi, juga telah menandatangani kesepakatan bersama (MoU) dengan CSILP dan Otoritas Provinsi Guangxi terkait aliansi transportasi multimodal.

Partisipasi ALFI dalam BRI,  terutama Nanning, merupakan langkah penting bagi pemain logistik dan produk unggulan nasional untuk memiliki koneksi alternatif transportasi multimoda melalui hub di wilayah barat China.

“Kami percaya ada banyak peluang bisnis yang luar biasa antara China dan Indonesia, oleh karena itu ALFI akan terus mengikuti perkembangan dan mengambil bagian dalam BRI ini,” ucap Iman Gandi.(ri)

MoU Penyediaan Pasokan Listrik Kawasan Pelabuhan Patimban

JAKARTA – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan bersama PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menandatangani Kesepakatan Bersama tentang Penyediaan Pasokan Tenaga Listrik untuk Kawasan Pelabuhan Patimban di Jakarta, Senin (13/5).

Penandatanganan Kesepakatan Bersama dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo dan Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah Amir Rosidin.

Menurut Dirjen Agus, Pelabuhan Patimban merupakan Proyek Strategis Nasional yang membutuhkan percepatan dalam pembangunan dan pengoperasiannya sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan pasokan tenaga listrik.

“Oleh karenanya perlu dilakukan kerjasama antara Kemenhub dan PLN dalam hal penyediaan pasokan listrik di kawasan Pelabuhan Patimban,” ujar Dirjen Agus usai mendantangani Kesepakatan Bersama.

Lebih lanjut Dirjen Agus menjelaskan bahwa sebagai instansi Pemerintah yang memiliki kewenangan dalam pengembangan kawasan pelabuhan Patimban, Ditjen Perhubungan Laut akan menyediakan prasarana dan fasilitas pendukung tenaga listrik di kawasan Pelabuhan Patimban. Sedangkan PLN yang akan melakukan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik di kawasan tersebut.

Kedua belah pihak juga sepakat untuk melakukan tugas dan tanggungjawab sesuai kewenangan masing-masing, menyusun program penyediaan ketenagalistrikan secara terpadu, menyediakan tenaga, sarana, dan prasarana ketenagalistrikan yang diperlukan serta memenuhi segala ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan internal masing-masing pihak.

“Kami berharap dengan ditandatanganinya kesepakatan yang berlaku selama 5 (lima) tahun ini dapat semakin meningkatkan kerjasama dan sinergi yang baik antara Kemenhub dengan PT. PLN sehingga dapat memperlancar pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan Patimban yang direncanakan akan soft opening pada Desember 2019 dan akan beroperasi penuh pada tahun 2027,” kata Dirjen Agus.

Selanjutnya, pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan diatur lebih lanjut dalam bentuk Perjanjian Kerjasama sesuai kebutuhan antara Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Patimban dan PT. PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat.

Adapun estimasi kebutuhan daya di Pelabuhan Patimban untuk tahap 1 (Fase I.1 dan Fase I.2) pada tahun 2019 s/d 2023 adalah sampai dengan 90 MVA.(ri)

Graha Segara Investasi RTGC Kalmar

JAKARTA – Pengelola Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) Graha Segara di kawasan pabean pelabuhan Tanjung Priok Jakarta mendatangkan satu unit alat bongkar muat jenis rubber tyred gantry crane (RTGC) untuk penambahan percepatan pelayanan di lapangan.

Alat bongkar muat/RTGC merek Kalmar itu didatangkan dari Shanghai dan dibongkar di dermaga TPK Koja, malam hari ini, Kamis (9/5/2019).

Roy Rayadi, Direktur Eksekutif TPFT Graha Segara menginformasikan kedatangan satu RTGC merek Kalmar yang dipesan perusahaan tersebut.

“Malam ini (RTGC) itu sudah tiba di Jakarta,” ujarnya dikutip dari beritakapal.com.

Direktur TPFT Graha Segara Wildan S Anwar mengatakan, RTGC Kalmar milik TPFT Graha Segara diklaim sebagai jenis alat bongkar muat yang pertama kali ada di Jakarta.

“RTGC ini untuk memperkuat layanan bongkar muat di TPFT Graha Segara. Ini sekaligua merupakan investasi internal perusahaan yang nilainya mencapai Rp.15 milliar,”ujarnya.

PT TPFT Graha Segara saat ini bergerak dibidang penyediaan fasilitas behandle atau pemeriksaan petikemas khusus import baik jalur merah maupun jalur hijau.

Untuk menunjang pelayanannya, TPFT Graha Segara terintegrasi dengan layanan pemeriksaan karantina Hewan dan tumbuhan. Saat ini PT Graha Segara sudah memiliki standard layanan internasional.

Perseroan juga mengomunikasikan dan meninjau secara periodik kesesuaiannya terhadap sistem, sasaran, target dan program yang ditetapkan, pada seluruh proses dan kegiatan secara konsisten dengan melibatkan seluruh pegawai, mitra kerja dan pihak-pihak terkait lainnya.(ri))

Angkutan Logistik Dibatasi Pada 19 Ruas Tol & 7 Jalan Nasional Saat Lebaran

JAKARTA – Sebanyak 19 ruas jalan tol dan tujuh ruas jalan nasional akan terkena pembatasan operasional bagi mobil angkutan barang pada musim mudik Lebaran tahun ini.

Pembatasan mobil angkutan barang akan dimulai pada 30 Mei 2019 (pukul 00.00 wib) s/d 2 Juni 2019 (pukul 24.00 wib). Kemudian, pada 8 Juni 2019 (pukul 00.00 wib) s/d 10 Juni 2019 (24.00 wib).

Pembatasan operasional angkutan barang tidak berlaku bagi mobil barang pengangkut BBM, BBG, ternak, air minum dalam kemasan, pangan pokok, uang dan pos, truk pengangkut motor mudik gratis, barang ekspor-impor dari dan ke pelabuhan.

Pembatasan itu tertuang dalam Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Tentang Pengaturan Lalu Lintas Pada Masa Angkutan Lebaran 2019/1440 H.

Adapun 19 ruas jalan tok yang terkena pembatasan sesuai rancangan Permenhub itu yakni; ruas tol TerbanggiBesar – Bakauheni, Jakarta – Merak, Jakarta Outer Ring Road (JORR), Prof Soedyatmo, Jakarta – Bogor – Ciawi – Sukabumi, Jakarta – Cikampek – Palimanan – Kanci – Pejagan – Pemalang – Semarang, Purwakarta – Bandung – Cileunyi (Purbaleunyi).

Kemudian, Ruas Tol Semarang Seksi A (Krapyak – Jatingaleh), Seksi B (Jatingaleh -Srondol), dan Seksi C (Jatingaleh – Muktiharjo).

Selain itu, ruas tol Semarang – Solo, Solo – Ngawi, Ngawi – Kertosono, Kertosono – Mojokerto, Mojokerto – Surabaya, Surabaya – Gempol, Porong – Gempol, Gempol – Pandaan, Gempol – Pasuruan, Pasuruan – Probolinggo, Pandaan – Malang.

Adapun pada ruas jalan nasional yang akan terkena pembatasan yakni ; Gerem – Merak, Bandung – Nagrek – Tasikmalaya, Pandaan – Malang, Probolinggo – Lumajang, Jombang – Caruban, Banyuwangi – Jember, dan Denpasar – Gilimanuk.

Gemilang Tarigan, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengatakan, pengusaha truk sudah terbiasa dengan adanya aturan pembatasan operasional truk saat Lebaran.

“Kita patuhi sajalah aturan itu karena sudah rutin setiap Lebaran memang ada pembatasan operasional. Bagi pengusaha yang terpenting aturannya harus cepat keluar supaya bisa segera disosialisasikan karena yang ada sekarang itu kan baru rancangan Permenhub,”ujar Gemilang.

Sementara itu, Memasuki penyelenggaraan Angkutan Laut Lebaran Tahun 2019 yang tinggal beberapa minggu lagi, Tim Uji Petik Direktorat Perkapalan dan Kepelautan (Ditkepel) Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melaksanakan uji petik kelaiklautan kapal penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Senin (6/5). Adapun uji petik dilakukan terhadap 2 (dua) kapal penumpang yang tengah masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak yakni KM. Ngapulu dan KM. Niki Barokah.

Uji petik ini merupakan rangkaian dari uji petik yang dilaksanakan oleh Tim Ditkapel di 16 lokasi pelabuhan di seluruh Indonesia. Selain itu, uji petik juga dilaksanakan oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelabuhan di Indonesia untuk memastikan kelaiklautan kapal-kapal yang akan digunakan sebagai angkutan lebaran tahun ini di wilayah kerja masing-masing.

Kasubdit Pencegahan Pencemaran dan Manajemen Keselamatan Kapal dan Perlindungan Lingkungan di Perairan Ditkapel Capt. Jaja Suparman menyebutkan total kapal penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak ada sekitar 36 kapal dan hingga saat ini Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak sudah melakukan uji petik terhadap 23 kapal karena mengikuti jadwal kedatangan kapal di Surabaya.(ri)

Dirjen Hubla : Layanan Publik Mesti Efisien & Akuntable

JAKARTA – Pemerintah terus memberikan pelayanan publik yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi, termasuk yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan.

“Saat ini seluruh pelayanan publik dan perizinan di lingkungan Ditjen Hubla sudah dilakukan secara transparan dengan memanfaatkan penerapan sistem teknologi informasi untuk mempercepat waktu pelayanan,” ujar Dirjen Perhubungan Laut, Agus H Purnomo, (6/5/2019) di Jakarta.

Menurutnya, salah satu optimalisasi pelayanan yang tengah dilakukan adalah melalui pemanfaatan Online Single Submission (OSS) yang berada di bawah koordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dirjen Agus mengatakan, pelayanan publik dan perizinan di lingkungan Ditjen Hubla harus diinformasikan secara transparan terkait persyaratan, pembiayaan dan waktu penyelesaian pelayanan publik.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh pelayanan publik dan perizinan di lingkungan Ditjen Hubla tidak dikenakan biaya apapun kecuali pungutan/biaya yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan.

“Semua perizinan dan pelayan publik di lingkungan Ditjen Hubla hanya dikenai biaya sesuai dengan tarif PNBP yang ditetapkan dalam Paraturan Pemerintah, di luar itu tidak ada biaya tambahan lain,” tegas Dirjen Agus.

Pihaknya juga secara tegas melarang para petugas yang memberikan pelayanan publik dan perizinan menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dan dari siapapun.

“Begitu juga kami mengimbau kepada para pengguna jasa, stakeholder dan juga masyarakat untuk turut mendukung upaya pencegahan korupsi dan gratifikasi yang sedang dilaksanakan oleh Ditjen Perhubungan Laut dengan cara tidak memberikan imbalan atau menawari sesuatu atas penyelesaian suatu pekerjaan yang terkait pelayanan publik dan perizinan ,” tegas Dirjen Agus.

Selanjutnya, jika terbukti ada petugas yang menerima hadiah atau pemberian maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Informasi lebih lanjut terkait pelayanan publik dan perizinan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut atau menemukan oknum yang meminta atau menerima hadiah maupun pemberian dalam bentuk apapun dan dari siapapun yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan publik dan perizinan yang menjadi kewenangannya, silakan laporkan ke Nomor Telepon/Fax (021) 3506669, 081299098474/ (021) 3857085.

“Saya juga minta agar setiap Kepala Kantor UPT di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut dapat memantau upaya pencegahan dan pemberantasan pungutan liar, KKN dan gratifikasi para pegawainya,” tutup Dirjen Agus.(ri)