Sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mendukung pengembangan tol laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengembangkan jumlah trayek. Semula ada 6 trayek akan dikembangkan menjadi 13 trayek.
Di antara trayek yang dikembangkan itu, termasuk 3 trayek baru dan 4 trayek di mana tiap satu lintasan dibagi dengan angkutan kapal dan angkutan Roro, sehingga waktu point-to-point menjadi lebih pendek.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya juga melakukan identifikasi angkutan balik dari tempat-tempat yang tidak begitu bagus, contohnya seperti di Natuna.
“Untuk itu kita bekerja sama dengan beberapa BUMN untuk membangun pusat logistik yang dinamakan ‘Rumah Kita’, dimana pusat logistik ini, di satu sisi membantu untuk mendistribusikan barang secara bertahap, karena selama ini apabila barang itu dibiarkan datang sendiri, maka kondisinya harga akan tidak terkondisi setelah 3 hari,” jelas Menhub kepada wartawan usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/1) sore.
Dengan adanya Rumah Kita, lanjut Menhub, diharapkan dalam kurun waktu sampai kapal datang kembali, barang tetap bisa terkontrol. Di sisi lain, Rumah Kita ini juga berfungsi untuk mengumpulkan barang-barang untuk diangkut balik.
“Sebagai contoh, di Dompu, kita akan mengumpulkan jagung untuk muatan balik, di Kupang juga kita akan mengumpulkan muatan-muatan hasil laut yang lain,” ujarnya.
Untuk lokasi yang lebih sulit seperti di Timika Papua, dimana distribusi barang tidak bisa sampai ke lokasi pegunungan, mulai tahun ini Kemenhub membuat jembatan udara atau tol udara yang akan mendistribusikan langsung ke kota-kota kecil yang ada di Papua.
Sedangkan untuk lalulintas barang di Jawa, Sumatera, dan Bali, yang saat ini mengandalkan jalur darat, Menhub mengingatkan penggunaan lalu lintas darat ini relatif mahal, merusak jalan, dan rawan kecelakaan.
Oleh karena itu, Menhub berharap bisa memindahkan sekitar 30%-50% dari sekitar 5.000 truk yang tiap hari bergerak, ke angkutan kapal. Untuk hal ini perlu konsolidasi dengan pihak Pelabuhan Tanjung Priok.
Pelabuhan Tanjung Priok saat ini hanya mampu serap 6 juta TEUs, diharapkan apabila barang-barang yang ada di pelabuhan-pelabuhan besar ini dikonsolidasikan di Tanjung Priok, maka dalam waktu 2 tahun daya serap akan meningkat menjadi 11 juta TEUs.
Sumber: beritadaerah.co.id