ALFI Apresiasi Beleid Penataan Sislognas

ALFIJAK- Pemerintah Indonesia kian serius membangun ketertinggalan di bidang infrastruktur dan konektivitas di seluruh Indonesia.

Hal itu ditandai dengan terbitnya Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2020 tertanggal 16 Juni 2020, mengenai Penataan Ekosistem Logistik Nasional, menunjukkan Pemerintah Republik Indonesia sangat serius membenahi system logistik nasional.

Inpres ini mencakup menyederhanakan proses pemeriksaan barang, mempermudah akses layanan logistik melalui kolaborasi system ekspor dan impor dengan kementerian dan lembaga terkait, penerapan system management resiko yang terintegrasi, kementerian dan lembaga terkait.

Beleid itu juga mengakomodir peningkatan efisiensi proses logistik dengan kolaborasi system sektor transportasi, sektor pelayaran, sektor pelabuhan, sektor pergudangan, sektor depo peti kemas dan menyederhanakan proses bisnis pembayaran penerimaan negara serta sinkronisasi jalur kereta api petikemas.

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik san Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, sangat mengapresiasi terbitnya Inpres tersebut.

Menurutnya, National Logistic Ecosystem (NLE) ini sudah saatnya di luncurkan dan di gunakan oleh para pemangku kepentingan terlebih di masa pandemi ini digitalisasi telah menjadi suatu keharusan.

“Dengan NLE ini akan tercipta efisiensi dan transparansi dan harapannya akan mengurangi biaya logistik yang saat ini terbilang tinggi,” ujar Yukki, kepada wartawan pada Kamis (18/6/2020).

Dia menegaskan, National Logistc Ecosystem (NLE) ini adalah mempertemukan pelaku usaha logistik baik ekspor maupun impor di dalam satu platform untuk saling bertukar informasi dengan konsep API (Application Programming Interface).

Yukki mengatakan, diperlukan inovasi dan transformasi bisnis di masa pandemi sekarang ini, lantaran digitalisasi sangat membantu dan memudahkan para pelaku bisnis untuk melakukan kegiatannya.

“Kita saat ini juga sudah melakukan meeting online, tanpa tatap muka secara langsung, harusnya sudah tidak ada masalah untuk pengembangan smart logistics di masa sekarang ini, di mana Pemerintah telah memiliki konsep National Logistics Ecosystem untuk arus lalu lintas barang (flow of goods) dan arus dokumen (flow of documents)”, ucapnya.

Saat ini pengembangan digitalisasi selain modul impor, track and trace, rantai pasok sampai dengan ke last mile delivery, IoT (Internet of Things), pergudangan, depo dan data exchange (pertukaran data) cross border tak lupa sektor Perbankan serta asuransi untuk menunjang Trade Financing untuk kemudahan anggota ALFI.

“Tentunya semua itu tidak melupakan aspek keamanan digital,” ujar Yukki Nugrahawan Hanafi yang juga elaku Ketua Umum DPP ALFI dan juga Chairman AFFA (ASEAN Federation for Forwarder Association).

Mengingat pentingnya kolaborasi digital platform sehingga menjadi satu ecosystem, ALFI terus mendorong digitalisasi akan membuat seamless synergy di antara para pemangku kepentingan baik pemerintah maupun swasta.(md)