Kompetensi SDM, Kunci Utama Layanan Logistik & Rantai Pasok untuk Kemajuan Industri

ALFIJAK – Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dalam mendorong kemajuan logistik dan rantai pasok nasional.

“Kami sangat meyakini bahwa SDM menjadi kunci logistik dan rantai pasok, Oleh karenanya ALFI akan terus fokus untuk hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap kemajuan Industri,” ujar Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, pada Selasa (4/10/2022).

Dia juga menegaskan, selain pengembangan kompetensi SDM, adaptasi terhadap perubahan atau tranformasi bidang logistik dan rantai pasok dibutuhkan kreatifitas berfikir dan membuat inovasi/terebosan baru jika ingin mewujudkan efisiensi serta efektifitas layanan logistik dan rantai pasok.

Yukki mengingatkan, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas), SDM yang kompeten dan profesional, mulai dari tingkat operasional sampai manajerial, menjadi salah satu kunci penggerak perbaikan logistik nasional.

Selain itu, imbuhnya, pengembangan SDM  juga selaras dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 83 Tahun 2019 yang menyebutkan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang jasa, harus memiliki tenaga teknis kompeten yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.

Yukki menjelaskan, kompetensi SDM yang mumpuni berperan vital lantaran terdapat banyak kegiatan dalam proses logistik dan rantai pasok, yakni mulai dari asal barang (hulu) sampai ke konsumen akhir (hilir),

“Makanya dalam hal ini, sudah sejak lama kami (ALFI) terus mendorong peningkatan kualitas SDM logistik dan rantai pasok di tanah air melalui ALFI Institute yang telah berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari perguruan tinggi negeri dan swasta, lembaga pendidikan ataupun politeknik, perusahaan swasta maupun BUMN hingga masyarakat pelaku usaha logistik nasional dalam mengakomodir peningkatan kualitas SDM logistik dan rantai pasok tersebut,” ucapnya.

Yukki menambahkan, ALFI juga berkolaborasi dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) dan Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki) membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Logistik Insan Prima/LIP sebagai lembaga sertifikasi yang independen.

Sebelumnya, Kemenko Perekonomian, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kadin Indonesia sepakat untuk mengesahkan Peta Okupasi Nasional Bidang Logistik dan Supply Chain yang disaksikan wakil dari asosiasi di bidang logistik maupun perwakilan pelaku logistik dari industri manufaktur.

Peta okupasi tersebut diharapkan menjadi referensi nasional bagi Kementerian/lembaga teknis dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang logistik, maupun dunia usaha dalam pengembangan karier profesional SDM logistik dan supply chain  serta proses perencanaan/rekrutmen SDM berbasis kompetensi.

Selain itu ditujukan untuk Lembaga pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran agar menghasilkan output sesuai kebutuhan industri, maupun  Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam mengembangkan skema sertifikasi yang akan digunakan sebagai rujukan untuk menyusun materi uji kompetensi, menyediakan tenaga penguji (assessor), dan melakukan asesmen.

Peta okupasi nasional ini disusun dengan melibatkan para pemangku kepentingan yang terdiri atas perusahaan manufaktur, asosiasi usaha, penyedia jasa logistik, akademisi, lembaga pelatihan dan sertifikasi.

Peta okupasi nasional diharapkan sebagai informasi jabatan-jabatan pekerjaan di bidang logistik dan rantai pasok, dapat menjadi instrumen dan sumber informasi untuk mendukung berjalannya proses link and match antara kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi dengan skill yang dibutuhkan industri.

Hal ini kemudian dituangkan dalam bentuk Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Logistik, serta dapat menjadi dasar dalam perumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang logistik.[*]

PIP Semarang & ALFI Institute, Kolaborarasi Diklat FIATA Diploma-Geneva

ALFIJAK– Peran dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang logistik dan rantai pasok, sangatlah vital.

Untuk menciptakan kualitas SDM yang mumpuni dan berkelanjutan di bidang tersebut, telah dilakukan k<span;>erjasama pendidikan dan pelatihan (diklat) antara Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dengan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia /ALFI Institute.

Hal ini juga sekaligus sebagai implementasi MoU Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan RI dengan ALFI dan ALFI Institute melalui Pendidikan FIATA Diploma in Freight Forwarding & Logistik yang berstandar sertifikat global.

Pendidikan yang diikuti para Pengajar di lingkungan PIP Semarang itu digelar secara daring (online) yang dilaksanakan mulai 3 Oktober 2022.

Dalam sambutannya, Direktur PIP – Semarang Capt. Dian Wahdiana,  M.M yang diwakili oleh Capt. Anugrah Nur Prasetyo. M.Si, M.Mar selaku Pembantu Direktur 3, menyampaikan pentingnya pemahaman lebih jauh tentang perkembangan logistik dan rantai pasok di dalam negeri maupun internasional.

Dengan pendidikan itu diharapkan nantinya dapat mempersiapkan para Taruna PIP Semarang menjadi generasi penerus dengan pemahaman logistik yang lebih luas dan terintegrasi

“Harapannya, sehingga para lulusan dari PIP – Semarang  memiiliki nilai tambah dan dapat terbuka peluang masuk dalam industri logistik nasional maupun global. Pendidikan itu juga membekali profesionalisme sebagai tenaga ahli angkutan laut dan kepelabuhanan serta logistik termasuk pemahan soal digitalisasi logistik bagi para Taruna untuk kemajuan logistik di tanah air dan  internasional,” ucap Capt Anugrah, pada Senin (3/10/2022).

Kerjamasa Diklat antara PIP Semarang dan ALFI Institute secara berkelanjutan, juga untuk memberikan manfaat dalam mempersiapkan pelaku-pelaku industri dan generasi masa depan logistik Indonesia guna mendorong  perkembangan logistik yang lebih dinamis.

“Pembangunan SDM yang berkualitas di mulai melalui penddikan yang berbasis melalui pemahaman kegiatan logistik dan rantai pasok yang terintegrasi, memiliki inovasi dan profesionalisme. Institutusi pendidikan Politeknik sebagai langkah awal memahami industi logistik yang berkelanjutan tersebut,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, M. Supriyanto selaku Direktur ALFI Institute menyampaikan pesan dan arahan dari Chairman FIATA Regional Asia Pasifik sekaligus Chairman AFFA dan Ketua Umum DPP ALFI Yukki N Hanafi.

Standar FIATA

M Supriyanto mengemukakan, peran SDM sangatlah penting guna memperkuat basis industri logistik dan rantai pasok melalui capacity building.

Dia mengatakan, berdasarkan  Federasi Internasional Asosiasi Freight Forwarders (FIATA) World Congress di Korea – Busan beberapa waktu lalu, agar pelaku logistik global yang melayani seluruh ekosistemnya dapat mempercepat kompetensi seluruh SDM nya untuk memastikan industri logistik dan rantai pasok yang tangguh dan berkelanjutan melalui Pendidikan,  serta strategi prioritasnya melalui Pelatihan yang diterima secara global.

Dia menjelaskan, sertifikat pendidikan FIATA Diploma dalam bidang Freight Forwarding & Logistik ini dikeluarkan oleh FIATA- Geneva, yang tentunya dapat membangun perkuatan ekosisitem yang terintegrasi.

Melalui Pendidikan vokasi termasuk kolaborasi PIP Semarang yang mengembangkan kurikulum logistik, sekaligus sebagai bagian penting untuk pengembangan pendidikan dibidang logistik tersebut.

“Tentunya kerjasama program pendidikan ini dapat diikuti dengan penelitian, pengembagan serta pengabdian kepada masyarakat melalui pendekatan kearifan lokal dalam upaya perkuatan logistik di tanah air. Sehingga outputnya SDM Logistik Indonesia menjadi unggul dan kompetitif,” ujar Supriyanto.[*]