Arsip Tag: Elvyn G. Massasya

Elvyn: Priok jadi hub internasional turunkan biaya logistik & hindari Singapura

Pemerintah menetapkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sebagai hub internasional. PT Pelindo II (Persero) sebagai pengelola Tanjung Priok memaparkan bahwa dengan terpilihnya pelabuhan tersebut sebagai hub internasional akan bisa menghemat biaya logistik.

JAKARTA (persbiro): Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya mengungkapkan penunjukan Priok sebagai hub internasional ini maka pelayaran ke Jepang dan beberapa negara di dunia tidak perlu melalui Singapura.

“Jadi nanti akan terjadi kargo konsolidasi, kapal besar bisa masuk, biaya logistik murah, dan secara national interest kita bisa berkompetisi dengan Singapura,” kata Elvyn di Kantor Menko Perokonomian, Jakarta, Senin (30/1/2017).

Dipaparkan Elvyn, akan ada pelayaran langsung dari Priok ke beberapa kota di negara-negara Asia, mulai dari Osaka di Jepang dan beberapa kota di Taiwan.

Selama ini, pelayaran dari Indonesia melalui Singapura jika ingin ke Jepang. Namun dengan adanya penunjukan hub ini, maka biaya pengangkutan diklaim lebih murah.

“‎Palembang kalau mau ke Jepang via Singapura itu bisa lebih mahal ketimbang via Tanjung Priok. Penghematannya sekitar Rp 1,5 juta. Daerah lain juga bervariasi. Berkisar antara Rp 1-1,5 juta per kontainer,” tegas Elvyn.

Untuk saat ini Priok diklaim Elvyn paling mumpuni dari segi infrastruktur. Nantinya peran hub internasional ini juga akan diperankan di Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung. Kedua pelabuhan tersebut saat ini tengah dalam pengembangan, dan ditargetkan akan selesai pada 2019.

Otoritas pelabuhan, mulai dari Pelindo I, II, III, dan IV serta sejumlah kepala daerah berkumpul di kantor Kemenko Maritim pagi ini. Mereka melakukan rapat membahas integrasi pelabuhan, terutama terkait penunjukan Tanjung Priok sebagai hub internasional.

Rapat dipimpin langsung oleh Menko Maritim, Luhut B Panjaitan. Dihadiri oleh Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya; Direktur Utama PT Pelindo III, Orias Petrus Moedak; Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pelindo I, Iman A Sulaiman. Hadir juga kepala daerah lainnya, seperti Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, dan Plt Gubernur Papua Barat Nathaniel Mandacan.

Elvyn mengatakan, rapat ini membahas beberapa persoalan terkait tata kelola pelabuhan, hub internasional, dan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri). Namun menurutnya, tujuan rapat ini untuk menyamakan persepsi seluruh instansi tentang penunjungan Tanjung Priok sebagai hub internasional.

“Intinya adalah menyamakan persepsi dari seluruh instansi terkait, termasuk juga dihadiri oleh Gubernur untuk bagaimana memahami secara lebih benar tentang penunjukan Tanjung Priok sebagai hub internasional,” kata Elvyn, di Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2017).

Nantinya implementasi Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub internasional ditargetkan terlaksana pada semester II-2017. Akan ada tempat kargo konsolidasi, dan para pengusaha yang akan mengirim barang ekspor bisa mengirim lewat Priok dulu daripada ke Singapura, ini akan menghemat biaya pengiriman.

Elvyn menegaskan, penunjukan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional bukan berarti menggantikan peran Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, yang telah ditunjuk sebagai hub internasional dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 32 tahun 2011 tentang MP3EI tahun 2011-2015.

Penunjukan Priok sebagai cargo konsolidasi untuk hub internasional ini, karena Priok dinilai telah paling siap. Hal itu karena mempertimbangkan kapasitas, fasilitas, dan jaringan dengan banyak perusahaan shipping line sementara Kuala Tanjung masih dalam proses pembangunan.

“Kuala Tanjung dan Bitung itu hakikatnya tetap sebagai hub. Tapi implementasinya, Kuala Tanjung kan masih dibangun. Sementara masih belum selesai, Tanjung Priok ini bisa diperankan sebagai hub saat ini karena memiliki kapasitas, kedalaman, peralatan, dan juga hubungan dengan para pemilik barang dan shipping line,” ujar Elvyn.

sumber: liputan6.com/detik.com