Perlu Konektivitas Logistik Untuk  Daya Saing Industri Jawa Barat

KARAWANG- Propinsi Jawa Barat merupakan wilayah penopang Ibu Kota NKRI Jakarta lantaran merupakan pemberi kontribusi terbesar terhadap kegiatan peningkatan pertumbuhan ekonomi negara melalui industri manufaktur, pergerakan manusia, dan pertanian maupun perkebunan.

Yukki Nugrahawan Hanafi selaku Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), mengatakan oleh sebab itu penataan dan pengembangan wilayah maupun konektivitas logistik menjadi sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi dimana khususnya menjadi tujuan investasi.

Dia berharap Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan dukungan Pemerintah Pusat dapat mengambil peran penting untuk menindaklanjuti secara nyata perbaikan pertumbuhan ekonomi maupun konektivitas logistik yang terintegrasi.

“Sehingga dapat menciptakan Ekosistem Industri yang kondusif, sustain serta berdaya saing global,” ujar Yukki dalam rangkaian Seminar & Rapat Pimpinan Wilayah ALFI DPW Jawa Barat di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang Timur, pada Selasa (11/2/2020).

Menurutnya, Direktorat Jendral Bea dan Cukai dalam hal ini melalui Kantor Wilayah DJBC Propinsi Jawa Barat perlu mengimbangi program yang dikembangkan Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan memberikan layanan kemudahan kepabeanan maupun cukai serta fasilitas yang akan mendorong komoditas ekspor menjadi berdaya saing baik nasional maupun Global.

Disisi lain, imbuhnya, diperlukan perhatian Gubernur Pemerintah Propinsi Jawa Barat terhadap pembangunan pelabuhan Laut Patimban maupun bandara Kertajati yang dapat dijadikan kekuatan utama dalam pembangunan ekonomi daerah Jawa Barat melalui kegiatan logistik yang menunjang industri secara aktif dalam berdaya saing global.

Kolaborasi

Dalam agenda Seminar dan Rapimwil DPW ALFI Jawa Barat tahun 2020 ini sengaja menggandeng Kawasan Industri Suryacipta City Of Industry dengan tujuan untuk mulai melakukan kolaborasi dengan industri manufaktur dan bagaimana menciptakan ekosistem logitik yang efektif dan efisien.

Sehingga, kata dia, dengan kolaborasi tersebut kawasan industri manufaktur mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan kawasan industri di daerah lain yang tidak didukung oleh logistik secara optimal.

Yukki menyatakan, dengan dukungan penuh pelaku logistik pastinya ratio biaya logistik terhadap nilai produk di Propinsi Jawa Barat akan sangat kompetitif dibandingkan dengan Thailand sesuai yang dideklarasikan oleh World Bank.

“Sehingga wilayah Jawa Barat tetap menjadi daya tarik tujuan investasi asing. Serta perlu dimanfaatkan situasi ini untuk lebih mendorong peningkatan ekspor produk-produk unggulan Jawa Barat yang berdaya saing global,” ucap Yukki.(ri)