Maspion Group Garap Pelabuhan di Gresik

ALFIJAK- Bos Maspion Group, Alim Markus mengungkapkan segera memulai proyek pelabuhan dengan perusahaan Uni Emirat Arab (UEA). Nilai proyek itu sekitar US$ 1,2 miliar atau setara Rp 16,8 triliun (dengan kurs Rp 14.000).

Pelabuhan itu dibangun di kawasan industri Maspion di Gresik, Jawa Timur. Kapasitas pelabuhan itu hingga 3 juta teus.

“Kita kerja samanya dengan DP World,” tutur Alim di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

“Kalau proyek kita sendiri yang sudah pasti ini US$ 1,2 miliar di dalam US$ 18,8 miliar. Untuk pelabuhan di kawasan industri Maspion di Gresik, kita udah teken agreement yang 3 juta teus,” ungkap Alim.

Alim menyatakan kerja sama ini akan dilakukan dengan Dubai Port World. “Kita kerja samanya dengan DP World,” ucapnya.

Kemudian, Alim pun mengatakan dia akan turut serta rombongan pemerintah yang menuju ke UAE untuk meneken kerja sama investasi US$ 18,8 miliar.

“Tanggal 10 saya sama Pak Welly Muliawan CFO Maspion Group ke Dubai. Terus langsung naik kereta cepat saya tanggal 11-nya ke Abu Dhabi saya nanti ketemu sama pak Jokowi, saya menyambut. Jadi yang ini kita membicarakan teken agreement yang 3 juta teus juga,” ungkap Alim, seperti dikutip dari detik.com.

Sebagai catatan, DP World pernah menjadi pemegang saham Terminal Peti Kemas Surabaya. Saat berakhir konsesi tahun 2019 lalu, DP World tidak memperpanjang konsesi tersebut. Selanjutnya, DP World  menjalin MoU dengan Maspion Group untuk membangun Terminal Peti Kemas di Gresik.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan pembangunan pelabuhan peti kemas dan kawasan industri di Gresik Jawa Timur tersebut paling lambat dimulai tahun 2021. Menurut Menhub, investasi tersebut bernilai USD1,2 miliar, dengan pembagian investasi antara pihak swasta Indonesia dan UEA yakni 51% berbanding 49%.

MoU antara DP World dan Maspion sendiri sudah ditandatangani oleh CEO Maspion Alim Markus dengan CEO DP World Sultan bin Sulayem. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo bersama Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan turut menyaksikan penandatanganan MoU tersebut.(ri)