Arsip Tag: Infrastruktur Logistik

ALFI Dukung Dishub DKI Rekayasa Lalu Lintas Imbas Perbaikan Jembatan Marunda

ALFIJAK – Pelaku logistik di DKI Jakarta mendukung upaya Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang melakukan rekayasa lalu lintas sebagai solusi mengurai terjadinya potensi kemacetan sehubungan adanya pengerjaan railing dan perbaikan jembatan Marunda yang alami kerusakan.

Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Adil Karim, SE.CPSCM mengemukakan, rekayasa lalu lintas tersebut sangatlah diperlukan supaya ada solusi memecah kemacetan akibat rusaknya akses vital (jembatan) menuju dan dari arah Marunda.

“Tetapi yang terpenting pihak Dishub DKI tidak hanya sekedar buat rekayasa, namun juga SDM-nya perlu sinergi dengan instansi terkait (Kepolisian) untuk turun kelapangan guna mengawal rekayasa lalu lintas tersebut. Karena, tidak bisa hanya sekedar dibuatkan rekayasa tapi tidak diatur dan diawasi  di lapangannya,” ujar Adil, pada Minggu (2/7/2023).

Sinergitas antar instansi dilapangan tersebut, imbuhnya, agar arus transportasi dan logistik tetap berjalan dengan baik sehingga bisa meminimalisir kepadatan di jalur distribusi, baik di kawasan Marunda khususnya maupun Pelabuhan Tanjung Priok umumnya.

Pasalnya, kata Adil, saat ini kawasan Marunda menjadi salah satu penopang kegiatan logistik dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok lantaran di kawasan tersebut cukup banyak tersebar fasilitas depo peti kemas (empty), depo umum maupun fasilitas garasi trucking, pusat logistik berikat, industri (pabrik). Bahkan aktivitas di kawasan pelabuhan Marunda juga cukup signifikan sehingga mobilitas diwilayah itu setiap harinya cukup padat.

“Karenanya diperukan sinergi dan harmonisasi semua stakeholders dan instansi terkait dalam kaitan pengaturan rekayasa lalu lintas oleh Dishub DKI sehubungan pekerjaan railing dan perbaikan jembatan Marunda itu. Hal ini agar arus ekspor impor tetap terjaga dan tidak menambah cost pelaku usaha akibat kemacetan di area tersebut,” tegas Adil Karim.

Mulai 1 Juli 2023

Sebagaimana diketahui, sehubungan dengan adanya pekerjaan railing dan perbaikan jembatan Marunda, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas untuk periode tertentu.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo melalui surat pemberitahuannya tanggal 28 Juni 2023 yang beredar dikalangan pelaku usaha menyebutkan bahwa dilakukan penutupan lajur utara tanggal 1 Juli s/d 7 Juli 2023 (railing). Kemudian penutupan lajur selatan tanggal 8 Juli s/d 16 Agustus 2023 (Perbaikan).

Selanjutnya, ditanggal 20 Agustus s/d 10 September 2023 di lajur selatan akan ada penyempitan lajur karena akan dikerjakan bergantian antara lajur 1 dan lajur 2, melanjutkan pekerjaan sisi tengah sampai sisi barat pada lajur selatan.

Selama pengerjaan akan dilakukan rekayasa lalu lintas sesuai pentahapan pekerjaan yakni; Pengalihan arus lalu lintas dari arah timur ke arah barat dapat melalui jalan Sungai Landak kemudian jalan raya Cilincing atau jalan Cakung Cilincing Raya.

Sedangkan pengalihan arus lalu lintas menuju tol dari arah timur ke arah barat dapat melalui jalan Sungai Landak kemudian jalan Raya Cilincing lalu jalan tol akses Tanjung Priok.

Untuk pengalihan arus lalu lintas kendaraan  kecil dari arah timur ke arah barat dapat melalui jalan Sungai Landak kemudian Jalan Kebantenan 1, lalu Jalan Madya Kebantenan.

Untuk kendaraan yang berasal dari sisi timur jembatan yang akan menuju pelabuhan diarahkan melalui Tol Cibitung-Cilincing (Gerbang Tol Tarumajaya) untuk kemudian keluar di akses Tol Pelabuhan atau Jalan Jampea.

Adapun kendaraan besar dan kendaraan berat dari arah Marunda dari arah timur menuju arah utara dialihkan melalui akses jalan Kawasan Berikat Nusantara (KBN)dan untuk kendaraan dari arah Marunda atau Timur menuju arah Selatan dan Timur dialihkan melalui Tol Cibitung-Cilincing.

Untuk itu, kepada pengguna jalan agar dapat menghindari ruas jalan tersebut dan dapat menyesuaian pengaturan lalu lintas yang ditetapkan, mematuhi rambu lalu lintas dan petunjuk petugas di lapangan serta mengutamakan keselamatan di jalan.[*]

Penyiapan Infrastruktur Logistik Mesti Didukung Semua Pihak Terkait

ALFIJAK – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai bahwa sorotan Presiden Jokowi terhadap akses infrastruktur yang tidak mendukung kinerja pelabuhan sudah tepat.

Pasalnya, menurut Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki N. Hanafi, kondisi yang disampaikan Presiden itu juga tidak hanya dialami oleh pelabuhan tetapi juga bandar udara (bandara) terkait akses jalan dan pengelolaanya yang belum baik.

Kendati begitu, ujar Yukki,  tanggung jawab akses jalan ke infrastruktur logistik itu bukan cuma menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan saja tetapi melibatkan instansi terkait lainnya.

Dia juga menepis bahwa sorotan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi itu berkaitan dengan akses ke pelabuhan Patimban.

“Sesuai informasi yang saya peroleh dari media masa, akses Patimban akan mulai dibangun tahun ini,” ucap Yukki dalam Power Lunch, CNBC Indonesia, pada Rabu, (02/06/2021).

Dia juga menyebutkan kelangkaan kontainer khususnya yang berukuran 40 feet menjadi salah satu persoalan industri logistik yang terjadi di masa pandemi, akibatnya ongkos logistik meningkat hingga 200%-300%.

“Saat ini eksportir UMKM seperti furniture dan tekstil menjadi sektor yang maling merasakan dampak dari langkanya kontainer utamanya untuk pengiriman jarak jauh,” jelas Yukki.

Pelabuhan Multipurpose Disiapkan di Labuan Bajo

ALFIJAK – Pelabuhan khusus logistik atau multipurpose berkapasitas 100.000 twenty foot equivalent units (TEUs) akan dibangun di daerah Waikelambu, Manggarai Barat, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan hal itu saat melakukan tinjauan ke area yang akan dibangun Pelabuhan Logistik Multipurpose, Labuan Bajo, Minggu (19/1/2020).

“Hari ini saya ke Waikelambu, Kecamatan Komodo Manggarai Barat ini memang kita berminat membangun satu pelabuhan untuk logistik. Karena di pelabuhan lama itu ada 2 kegiatan yaitu untuk penumpang dan logistik, jadi kurang optimal,” jelas Menhub.

Dengan dibangunnya Pelabuhan yang terletak sekitar 15 Km dari dari lokasi pelabuhan lama atau eksisting saat ini, diharapkan distribusi logistik berjalan lebih cepat dan lancar.

Menhub Budi menjelaskan untuk Pelabuhan logistik ini akan dbangun dengan kapasitas mencapai 100.000 TEUs. Menhub mengatakan, meskipun saat ini volumenya masih 24.000 TEUs namun kedepannya diyakini akan terus bertambah.

“Untuk mensinergikan kegiatan-kegiatan di sini, nanti di sini juga akan ada tempat supply dari Pertamina untuk BBM. Jadi di satu tempat kita lakukan fungsi yang beragam,” tuturnya.

Menhub Budi mengatakan untuk pembangunan ini perlu adanya koordinasi dan kerjasama antara Kemenhub, Pelindo III dan stakeholder lainnya agar berjalan dengan lancar sesuai rencana.

“Oleh karenanya ini kerjasama Kemenhub ada Pak Dirjen ada Kadishub, ada Dirut Pelindo III, Dir Kepelabuhanan. kita memikirkan ini secara jangka panjang. Pelindo III membebaskan tanah tapi konstruksi dilakukan dengan APBN,” ucapnya.

Perbaikan Akses

Menhub Budi juga menyatakan telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk melakukan perbaikan jalan dan memudahkan aksesbilitas menuju tempat Pelabuhan Logistik akan dibangun.

Lokasi Pelabuhan Logistik yang akan dibangun hanya 19 menit waktu tempuh dari Bandara Komodo dan dari Pelabuhan Labuan Bajo yang lama hanya sekitar 30 menit. Pengerjaan pembangunan tersebut akan dikerjakan secara multiyears namun untuk tahap awal ditargetkan selesai pada Desember 2020 dengan anggaran yang disiapkan untuk Tahap I sebesar 200 miliar rupiah.

Sementara itu, untuk Pelabuhan Lama, lanjut Menhub, akan dibuat Pelabuhan khusus penumpang yang akan dibangun promenade atau tempat untuk berjalan-jalan sepanjang kurang lebih 1 Km. Nantinya di Pelabuhan Penumpang itu akan menjadi pusat turis yang akan berangkat dan kembali dari Pulau Komodo atau pulau lainnya.

“Presiden memberikan instruksi untuk pelabuhan lama yang akan menjadi Pelabuhan Penumpang harus segera selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Oleh karenanya kita harus kerja keras,” papar Menhub.(ri)